Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari Senin Pagi: Doa-doa dari Bumi.

2 Juni 2025   07:18 Diperbarui: 2 Juni 2025   07:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI-generated image: suasana pagi hari

Pagi hari Senin datang tanpa gembar-gembor, tak meminta tepuk tangan, hanya hadir dengan segala kesederhanaannya. Di ujung malam, langit mulai merekah, seolah membisikkan bahwa dunia kembali diberi kesempatan. Fajar menyingkap gelap dengan sentuhan lembut warna jingga dan emas, cahaya perlahan menari di atas dedaunan yang masih basah oleh embun. Senin bukan musuh, ia adalah gerbang minggu yang baru, penuh potensi dan cerita yang belum ditulis.

Di kota-kota yang mulai menggeliat, suara mesin dan langkah kaki membentuk ritme awal pekan. Di desa-desa yang tenang, suara ayam berkokok dan desir angin ladang menjadi alunan pembuka hari. Dari segala penjuru bumi, manusia yang terbangun menyambut pagi dengan napas panjang dan seutas harapan. Ada yang mengangkat tangan, ada yang mengatupkan telapak, ada pula yang hanya diam menatap langit, namun semuanya mengucap syukur dalam cara masing-masing.

Hari Senin selalu membawa semacam keajaiban diam-diam. Bukan karena keindahannya yang mencolok, melainkan karena ia menandai suatu awal. Awal dari usaha baru, dari mimpi yang dilanjutkan, dari tantangan yang siap dihadapi lagi. Ia seperti halaman kosong dalam buku, yang menunggu tinta-tinta kehidupan dituangkan dengan penuh warna dan emosi.

AI-generated image: Suasana Pagi Hari
AI-generated image: Suasana Pagi Hari
Puji syukur pada pagi hari Senin bukan sekadar ungkapan rasa terima kasih. Ia adalah bentuk keberanian. keberanian untuk bangkit, untuk memulai ulang, untuk memperbaiki yang kemarin mungkin terjatuh. Dalam keheningan pagi, bumi seakan ikut berdoa. Daun-daun bergetar halus dalam semilir angin, burung-burung menyanyikan kidung kehidupan, dan langit menggambar harapan dalam gradasi cahaya. Semuanya mengisyaratkan bahwa keberlanjutan hidup adalah anugerah yang tiada tara.

Di balik kesibukan yang akan datang, Senin juga menawarkan kesempatan untuk menyadari betapa hidup ini berharga. Bahwa waktu terus berjalan, dan bahwa setiap pagi yang kita miliki bukanlah jaminan, melainkan pemberian. Banyak yang mungkin memulai Senin dengan keluhan, namun bahkan keluhan itu pun hanya mungkin hadir karena kita masih diberi hidup untuk merasakannya.

Maka pagi Senin bukanlah beban, melainkan anugerah. Ia adalah lantai pertama dari bangunan pekan ini, tempat kita bisa menapakkan kaki dan membangun hari-hari ke depan dengan tekad dan syukur. Senin tidak pernah menuntut kita menjadi sempurna. Ia hanya mengajak kita hadir sepenuh hati. Dan dari sanalah semua kebaikan dimulai dari hadirnya kita, dalam syukur yang tulus, di pagi yang masih segar.

Jakarta, 2 Juni 2025
Prahasto Wahju Pamungkas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun