Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Darah Serumpun, Perang Saudara: Sejarah Panjang di Balik Invasi Russia ke Ukraina

23 Mei 2025   17:01 Diperbarui: 23 Mei 2025   20:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Varangia membawa sistem pemerintahan yang terorganisir dan kemampuan berdagang serta berperang. Mereka juga mengembangkan jalur dagang dari Laut Baltik ke Laut Hitam melalui sungai-sungai besar seperti Dnieper dan Volga, yang menjadikan Kiev sebagai pusat dagang antara dunia Kristen Byzantium dan dunia Muslim Abbasiyah. Inilah yang mempercepat pertumbuhan Kiev sebagai pusat kekuatan ekonomi dan politik di kawasan.

Walaupun berasal dari luar, Varangia dengan cepat berasimilasi dengan penduduk lokal Slavia. Mereka mengadopsi bahasa, agama (setelah konversi ke Kristen Ortodoks pada tahun 988 oleh Vladimir Agung), dan budaya lokal. Dalam waktu beberapa generasi, keturunan Varangia tidak lagi dibedakan dari elit Slavia Timur lainnya.

Pada tahun 988 M, Pangeran Vladimir Agung dari Kiev mengadopsi agama Kristen Ortodoks dari Byzantium, yang kemudian menjadi fondasi spiritual bagi wilayah tersebut. Langkah ini mempererat hubungan budaya dan agama antara wilayah-wilayah Slavia Timur.

Bangsa Slavia Timur (Ukraina/Malaya Rossiya, Russia/Velikaya Rossiya dan Belarus/Byelorossiya sebagai Slavic Sisters (Sumber/Kredit Foto: Quora)
Bangsa Slavia Timur (Ukraina/Malaya Rossiya, Russia/Velikaya Rossiya dan Belarus/Byelorossiya sebagai Slavic Sisters (Sumber/Kredit Foto: Quora)
Fragmentasi dan Munculnya Identitas Terpisah

Setelah runtuhnya Kievan Rus akibat invasi Mongol pada abad ke-13, wilayah tersebut terfragmentasi menjadi berbagai kerajaan kecil. Wilayah Russia berkembang di bawah Kepangeranan Moskow, sementara wilayah Ukraina barat berada di bawah kekuasaan Polandia-Lituania. Perbedaan pengaruh politik dan budaya ini menyebabkan berkembangnya identitas nasional yang berbeda antara Russia dan Ukraina.

Meskipun berbagi akar budaya dan agama, pengalaman sejarah yang berbeda membentuk persepsi identitas yang terpisah. Ukraina, khususnya bagian barat, mengalami pengaruh kuat dari Eropa Tengah, sementara Russia berkembang dengan pengaruh Ortodoks dan otokrasi yang lebih kuat.

Tsardom Russia dan Upaya Integrasi Ukraina

Pada abad ke-17, setelah Pemberontakan Khmelnytsky, bagian timur Ukraina (Left-bank Ukraine) memasuki persekutuan dengan Tsardom Russia di bawah Dinasti Romanov melalui Perjanjian Pereyaslav pada tahun 1654. Langkah ini awalnya dimaksudkan untuk perlindungan militer, namun kemudian digunakan Russia untuk memperluas pengaruhnya di Ukraina.

Selama periode ini, Russia mulai menerapkan kebijakan Russifikasi di wilayah Ukraina, termasuk pembatasan penggunaan bahasa Ukraina dan penekanan terhadap budaya lokal. Meskipun demikian, identitas Ukraina tetap bertahan, terutama di wilayah barat yang berada di bawah pengaruh Austria-Hongaria.

Dinasti Romanov bukan keturunan biologis langsung dari Dinasti Rurikid, tetapi secara simbolis dan politik mereka mengklaim kesinambungan legitimasi dari Rurikid, dan memang memiliki ikatan pernikahan serta adopsi politik yang membuat transisi kekuasaan dari Rurikid ke Romanov dapat diterima oleh bangsawan dan rakyat Russia saat itu.

Uni Soviet dan Penindasan Budaya Ukraina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun