Mohon tunggu...
Prabandaru Her Ryandhana_UNEJ
Prabandaru Her Ryandhana_UNEJ Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bukan Kopi Luwak Biasa, Inilah Potensi Tersembunyi dari Dusun Pakel Desa Suco Pangepok

31 Juli 2022   08:09 Diperbarui: 31 Juli 2022   08:37 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu mahasiswa mewawancarai petani kopi (Dokpri)

Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 225 melakukan wawancara dengan kepala desa, kepala dusun pakel, pemilik kebun kopi serta para petani kopi.

Salah satu mahasiswa mewawancarai petani kopi (Dokpri)
Salah satu mahasiswa mewawancarai petani kopi (Dokpri)
Tanaman kopi yang ditanam pada kebun ini paling banyak adalah jenis kopi robusta. Menurut kepala desa suco pangepok, Abdul Rahman, potensi komoditas kopi di kalangan masyarakat sangat besar salah satu wilayah penghasil kopi yaitu di dusun pakel. 

Kepala dusun pakel menjelaskan bahwa saat panen raya dusun pakel dapat memanen sekitar 10-11 ton biji kopi mentah. Kopi dari kotoran luwak liar yang biasa ditemukan di kebun kopi biasanya diolah oleh warga sekitar dan dikonsumsi pribadi.

Buruh yang bekerja di kebun kopi mejelaskan bahwa masalah yang disering ditemukan pada tanaman kopi yaitu ulat putih yang terdapat pada batang tanaman kopi sehingga sering membuat tanaman kopi mati atau menghasilkan buah kopi sedikit. 

Solusi dari para petani kopi ini adalah menggunakan pupuk dan garam yang diberikan di bawah pohon kopi. Namun permasalahannya yaitu pupuk di pasaran yang memiliki harga yang sangat mahal.

Budidaya tanaman kopi memerlukan perawatan, menurut pemiki kopi tanaman kopi diberi pupuk sebanyak 3 kali dalam setahun, pembersihan gulma sebanyak 3 kali dalam setahun dan membersihkan ranting-ranting tanaman kopi yang telah dipanen. Pemanenan kopi dilakukan pada kopi yang telah matang dan kopi yang masih hijau.


"Panen kopi dilakukan setahun sekali yaitu pada saat bulan 7 atau 8 dan hasil panen dijual kepada pengepul kopi": pungkasnya.

Dalam hal ini Mahasiswa KKN Kolaboratif 225 menganalisis permasalahan bahwa komoditas kopi di dusun ini belum dikelola dengan baik, rata-rata hasil panen pada perkebunan kopi mayoritas dijual pada pengepul sehingga nilai ekonomisnya kurang maksimal. 

Apabila dikembangkan lagi di masa mendatang dengan cara diolah dan dijadikan suatu produk bubuk kopi luwak maka dapat meningkatkan perekonomian dan dapat memberikan efek pemberdayaan ekonomi masyarakat petani kopi. 

Pihak desa merekomendasikan peningkatan ekonomi melalui komoditas kopi karena memang dusun pakel ini memiliki kebun kopi yang sangat luas. Selain itu permasalahan mahalnya harga pupuk dapat mengurangi hasil panen sehingga kurang maksimal. 

Pemerintah sebaiknya menekan harga pupuk dan dapat memberikan subsidi pupuk bagi para petani sehingga petani tidak keberatan dengan permasalahan pupuk.[n1] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun