Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecurangan Masifnya Terbukti, tapi...

25 Juli 2014   18:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:15 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406260074877209658

[caption id="attachment_349630" align="aligncenter" width="322" caption="(ilustrasi pribadi)"][/caption]

"Kami sudah mendokumentasi pak hakim bukti-bukti kecurangan yang masif."Kata timses yang kalah.

"Contohnya?"Hakim sengketa pemilihan mulai tertarik.

"Itu data CC1 bisa diganti-ganti oleh tim 'hacker' kami. Nah, memang dibenerin lagi. Tapi mungkin saja tim 'hacker' lawan bisa melakukan hal yang sama?" Si timsespun menyuruh salah satu 'hackernya' mendemonstrasikan cara memanipulasi angka resmi di instansi terkait dan memang berhasil.

"Soal mencoblos kertas suara sisa?"Tanya hakim.

"Iya, kami pernah melakukannya di TPS A, B,C......"Si timses menjelaskan kalau ketua TPS-nya mau diajak kerja sama, maka kertas suara sisa bisa saja dicoblos sesuai pesanan. Jadi pihak lawan pasti melakukan hal yang sama.

"Soal merusak surat suara sah?"Tanya hakim lebih penasaran.

"Kami pernah mencoba di TPS X,Y,Z.....Anggota TPS bisa saja merusak suara yang memilih lawan supaya tidak sah. Ini pun mungkin saja dilakukan pihak lawan secara lebih masif."Katanya.

"Nah, mobilisasi suara bagaimana?"Tanya hakim.

"Kami mencoba melakukannya di daerah AA,BB dan CC.....Pemilihnya setelah coblos di TPS x, kami angkut ke TPS y yang sudah diajak kerja sama, tinta birunya dihapus pakai cairan khusus."Katanya semangat.

"Itu bukti yang pernah kalian lakukan, sebagai contoh. Nah, bukti kalau lawan kalian melakukan hal yang sama tetapi lebih masif ada gak?"Tanya hakim sengketa pemilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun