Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip

Itu "Bath Tub" Jaman Purbakala ya Pa?

31 Desember 2018   07:52 Diperbarui: 31 Desember 2018   08:34 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di lokasi arca dan prasasti (dok.pri.)

Berlibur akhir tahun ke Jakarta pada tanggal 29 Desember kemarin sangat spesial, karena memang jarang sekali ke ibukota ini hanya sekedar jalan-jalan, biasanya ada acara seminar atau pelatihan lain yang lebih penting. Namun karena tahun ini "jatah" tahun baruan dengan keluarga besar istri dan bersepakat kumpulnya di Serang, Banten, maka kamipun sehari duluan datang dengan satu niat sebenarnya: foto keluarga di Monumen Nasional.


Kami tiba di Jakarta pukul 9 pagi kurang lebih, naik pesawat yang saat ini sedang "diwanti-wanti" karena beberapa kejadian yang melanda maskapainya, tetapi ternyata tepat waktu dan sangat mulus tinggal landas maupun mendaratnya. Di terminal 1  pun sekeluarga sarapan dahulu lalu mencari kendaraan untuk ke hotel dan ternyata ada salah satu armada "online" dapat dipanggil ke jalan Sudirman Jakarta hanya berbiaya 99 ribuan.

Musium Nasional (dok.pri)
Musium Nasional (dok.pri)
Pukul 11 kurang lebih kami sudah tiba di hotel dan resepsionisnya berbaik hati mempersilahkan kami "check in" dahulu, padahal biasanya baru boleh pukul 14.00, alasan si mbak sih karena pukul 12 keatas yang lain akan banyak sekali yang mau masuk, mumpung sepi, diapun mau "mengguyuri" (istilah Palembang untuk menyelesaikan pelan-pelan satu persatu pekerjaan agar jangan menumpuk di saat sibuk-sibuknya).

Kami tiba di Musium Nasional, yang tertua di Asia Tenggara, karena sudah ada sejak tahun 24 April 1778 yang terdapat di Jalan Merdeka Barat pada pukul 12 siang. Tiket untuk dewasa 5 ribu, untuk anak-anak 2 ribu, jadi kami berlima tiketnya 16 ribu rupiah. Orang asing harganya berbeda, tapi saya tidak sempat menanyakannya berapa harganya. 

Gedung lama, tempat saya pernah kunjungi sendirian tahun 2013 dinamakan unit B menjadi tempat pertama yang kami kunjungi karena banyak arca, patung atau prasasti peninggalan masa lalu yang sangat bernilai sejarahnya.

Diantara arca-arca (dok.pri)
Diantara arca-arca (dok.pri)
 Yang membingungkan ada keterangan "replika" pada beberapa koleksi di Musium nasional yang koleksinya ada 14.000 lebih itu. Ternyata kalau ada kata replikanya, maka itu adalah salinan atau cetakannya, bukan yang asli.


Lucunya salah satu koleksi di Musium Nasional ini mirip lesung atau bak air yang istilahnya yoni di jaman dahulu, namun dipikir anakku Markus itu "bath tub" untuk mandinya raja-raja jaman dahulu. Karena tidak dapat menjelaskan itu apa, ya terpaksa aku iyakan saja. Sekitar 2 jam kami mengamati satu persatu koleksi itu dan mendokumentasikannya, terutama prasasti yang dari Palembang seperti "Telaga Batu" peninggalan dari kerajaan Sriwijaya.

dok.pri
dok.pri
Pada unit A yang ruangannya 3 lantai, diatur sama seperti musium-musium modern di negara-negara lain, yaitu terdiri dari peninggalan prasejarah, peninggalan masa kerajaan sampai peninggalan masa kolonial, lengkap dengan audiovisual yang menarik untuk dilihat, terutama anak-anak. Juga beberapa seni budaya tanah air yang mewakili gambaran kebhinekatunggalikaan negara kita.


Puas di Musium Nasional selama 3 jam kurang lebih, kami berlima langsung menyeberang ke Monumen Nasional dengan satu misi suci: Foto Keluarga di Monumen Nasional.

di Monas (dok.pri.)
di Monas (dok.pri.)
Karena tidak kenal siapa-siapa di daerah wisata itu dan sebagian besar pengunjung berteduh di pepohonan, maka terpaksa berfoto memakai "handy cam" nanti baru di "screenshoot" buat gambar diatas. Memang untuk membuat foto sedemikian, harus agak "kejam" sedikit mengusir anak-anak yang berkeliaran di dekat kami saat mau "acting". Mohon maaf ya, anak-anak Jakarte...


Selesai berfoto, karena anak-anak lapar, kami makan di sekitaran monas yang ternyata makanannya lumayan membuat kenyang, tetapi tidak membuat kita mau minta tambah, mengerti sendiri, ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun