Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Cerpen) Aku Menulis di Sini Berharap Kau Selalu Membaca "Postinganku"

5 November 2017   00:01 Diperbarui: 5 November 2017   07:48 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampingiku (dokumentasi pribadi)

"Aku butuh istri Deara, dia hanya butuh pacar. Aku butuh 6 bulan berpacaran, untuk memutuskan menikah atau berteman saja, bukan 4 tahun.Kalau kau juga butuh suami, kau bisa menghubungiku kapan saja....." si Bung menawarkan diri jadi penyelamat hati.

Dua minggu kemudian cerpen Deara terbaca kata-kata yang begitu indah, "...Romantisme cinta, mendayu-dayu rayuan pulau kelapa telah mengiang di telinga bertahun-tahun tetapi tanpa janji setia di hadapanNya...Cukup sudah, walau si dia selalu nyablak bicara, tidak ada halus tutur katanya, tetapi dia menjanjikan sebuah ikatan abadi selamanya dan berharap dari rahimku lahir anak-anaknya....."

Si Bung langsung 'menjapri' Deara setengah jam kemudian.

"Maaf Deara. Kamu sudah dilamar siapa?"

"Belum ada, Bung. Tetapi yang pasti aku sudah tidak digantung lagi, kami putus..."Jawabnya.

"Ada yang lain yang kau tunggu? Atau aku bisa langsung melamarmu?" Sekali 'nyablak' tetap 'nyablak'..


"Tidak ada antrian lain, Bung. Aku siap kapan pun kamu mau..." Seperti berharap, seperti pasrah.

"Aku akan terima kamu apa adanya, Deara. Aku tidak akan tanya apa-apa lagi tentang 4 tahunmu bersamanya.."Janji Bung.

"Tenanglah Bung. Aku tahu apa yang harus kujaga.....Kamu tidak akan dapat sisa...." Kali ini Deara berani menjanjikan keutuhannya.

Tidak perlu lama, 3 bulan kemudian Bung dan Deara menikah, warganet di Mediana pun bahagia merayakannya.

Namun ada sedikit rasa kehilangan, karena si Bung tidak main di fiksi lagi, dia kembali ke habitat arsiteknya, sementara Deara beralih menulis ke 'parenting' serta lingkungan hidup dan wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun