Tujuh tahun berselancar di Kompasiana, saya seperti dapat mainan baru saat 'mengklik' bagian poin di deretan atas 'home' Kompasiana. Ternyata posisi saya di 62%, masih di peringkat penjelajah, yang pointnya belum sampai 50 ribu.
Setelah melihat komposisi penilaian diatas, maka nilai raport saya di Kompasiana terbesar dari komentar, sekitar 18 ribuan point, sementara tulisan saya 1900-an, jadi kalau dirata-rata satu tulisan saya hanya dikomen teman-teman sekalian kurang dari 10 komentar.
Bagaimana untuk menjadi seorang 'maestro'? Ternyata poin yang dibutuhkan minimal 250.001, itu bisa jadi didapatkan kalau teman-teman sekalian mau berkomentar minimal 1000 orang di 250 tulisan saya atau 10 ribu orang di 25 tulisan saya, kalau 10 komentar pertulisan, maka saya perlu menulis 25 ribu buah dulu baru terkumpul poin 'maestro'.
Ini berat, karena menulis 2 kali pun sehari, hanya bisa 700 tulisan setahun dan poinnya paling 7000-10.000-an setahun. Tetapi minimal ada rapor membuat semangat mengejar sesuatu, asalkan nilainya jangan diubah-ubah. Misalnya hari ini komentar bobotnya 1, tahun depan jadi 5, 'headline' hari gini poinnya 100, tahun depan jadi 10. Karena bobot yang besar pasti akan dikejar dan yang paling mudah diminta sama teman yaitu komentar.
Jadi, kalau memang simpati pada para penjelajah Kompasiana ini, tolong semua tulisan saya dikomen, karena kalau hanya dilihat dan tidak komentar, saya tidak naik-naik kelas ke jenjang lebih tinggi. Dan mari saling berlomba kejar poin dengan saling berkomentar.
Setuju?