Keempat, penguatan spiritualitas dan refleksi batin. Meditasi, doa, dan praktik keagamaan dapat membantu seseorang tetap "hadir" dan tidak terlarut dalam arus digital yang melenakan.
Kelima, pengembangan kompetensi digital. Mari fokus pada keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreativitas, kemampuan adaptasi, pengelolaan waktu, dan literasi teknologi. Generasi muda harus dibekali agar tidak hanya bertahan, tetapi mampu bersaing dan berkembang.
Penutup
Era digital bukanlah bencana, tetapi realitas baru. Seperti air yang mengalir, dunia kita tidak akan kembali ke bentuk lama yang kokoh dan pasti. Tetapi seperti perahu yang dibentuk untuk mengarungi air, kita pun bisa membentuk diri agar tak tenggelam dalam kecairan ini.
Kita perlu membangun keteguhan dari dalam---melalui literasi, spiritualitas, komunitas, dan keterampilan hidup. Dengan itu, kita tidak hanya bertahan di era digital yang makin cair, tetapi juga tumbuh, menemukan arah, dan menciptakan makna yang baru.
Tulisan ini sudah tayang di Kolom DetikNews, 3 Juni 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI