Mohon tunggu...
PONIMAN
PONIMAN Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kata dan kesan hatiku untuk semua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perisai Multidimensi Menuju Anti "Hoax" Sejati

10 November 2017   16:10 Diperbarui: 12 November 2017   08:03 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

3. Tidak semua yang didengar itu langsung diviralkan

Sebelum kita melakukan cek mengenai kebenaran informasi yang kita terima, maka jangan sekali-sekali secara spontan kemudian menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak. Karena dengan demikian, secara tidak langsung kita telah ikut masuk ke dalam lingkaran sebagai Penyebar Hoax.

Berdasarkan pengalaman  pribadi, yang paling sering hoax diterima adalah melalui SMS. Ketika pertama kali seseorang mempunyai HP atau baru membeli nomor seluler, maka hoax yang masuk di handphone meningkat dalam  intensitas yang tinggi. Kalau sebelumnya tergolong sebagai orang yang masih kategori awam, yang pasti hasilnya adalah terbuai dengan berita tersebut serta langsung mempercayainya. 

Penulis, sangatlah sering menerima SMS yang isinya mendapatkan hadiah dalam jumlah yang besar. Menyikapi hal ini, tentu saja akan membuat diri kita menjadi kaget, senang sekaligus ingin segera mendapatkan hadiah tersebut sampai ke tangan kita. Namun, perlu diingat, apakah memang sebelumnya kita telah  ikut dalam ajang lomba atau undian tertentu? Kalau memang kita merasa tidak pernah mengikuti event apapun, maka patutlah kita curiga dan hati-hati. Sebaliknya, andai kita memang betul-betul merasa pernah mengikuti suatu ajang kompetisi yang digelar, itu pun kemudian kita dituntut untuk tidak serta-merta percaya begitu saja, setidaknya penulis melakukan hal-hal yang mesti dijalankan, diantaranya:

Cek terlebih dahulu, pengirim dari SMS tersebut. Kalau ternyata muncul nomor baru yang kita tidak mengenalnya. Abaikan saja. Yakinlah, karena jika sms tersebut berasal dari salah satu provider yang ada, tentu terdapat nama walaupun kita sebelumnya tidak memberi nama kontak di Handphone kita.

1. Lakukan untuk rajin menyimpan nomor panitia sebuah ajang lomba yang kita ikuti. Hal ini dimaksudkan agar segera terdeteksi nama pengirim atau penelpon yang menghubungi kita.

2. Selalu menceritakan setiap pengalaman pahit hoax kepada siswa, rekan kerja, kolega dan khalayak umum pada setiap ada kesempatan. Sehingga mereka akan segera mengetahui dan mampu mengantisipasi lebih dini manakala mengalami hal yang sama.

3. Bekerjasama dengan Kepala Sekolah membuat dan menempel poster, Baliho, Banner yang mengampanyekan gerakan "Anti Hoax". Untuk itu bisa dipasang/ditempatkan pada tempat-tempat yang dianggap strategis sehingga dengan mudah dilihat, dijangkau, dibaca oleh anak didik.

Akhirnya, dengan  tekad  yang membaja sepatutnya kita mulai sekarang ikut mengampanyekan gerakan Anti Hoax secara menyeluruh di segala lapisan masyarakat. Senantiasa dibutuhkan kehadiran trik-trik baru guna menangkal membudayanya praktik Hoax yakni dengan jalan harus selalu dimunculkan dan diapresiasi seperti yang dilakukan oleh kegiatan Lomba Penulisan Artikel Anti Hoax ini. Semoga, hoax akan segera musnah. Berganti dengan informasi-informasi benar sehingga menghasilkan orang-orang yang benar pula.

Sukseskan gerakan "Anti Hoax" bersama:

#antihoax

#marimas

#pgrijateng

                                                                                          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun