Mohon tunggu...
Mohamad Sholeh
Mohamad Sholeh Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang pekerja sosial lanjut usia di PONDOK LANSIA BERDIKARI sholehsja@gmail.com/Hp. 081317977984

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lansia Sehat Tidak Harus Berolahraga

10 April 2018   04:21 Diperbarui: 10 April 2018   04:54 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berolahragaadalah kegiatan yang sangat baik bagi tubuh kita. Makin tua usia, makin penting peran olahraga. Sebagian besar orang lanjut usia menghabiskan waktunya tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, seperti duduk-duduk atau berbaring. Akibatnya, mereka makin sering mengalami gangguan kesehatan, kesemutan, gangguan persendian dan masih banyak lagi.

Tapi, pada sejumlah kasus, lantaran berolahraga tidak jarang lansia justru mengeluhkan rasa nyeri-nyeri ditubuhnya. Mereka sepertinya justru merasa pesakitan. Meskipun berolahraga yang diperagakan sudah mengukur tingkat kekuatan fisik.

Jawabanya;

            Ternyata, berolahraga adalah konteks kebiasaan. Memaksa lansia yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga, yang terjadi adalah ke-kaget-an pada tubuhnya. Meski sudah mengukur tingkat kekuatan fisik lansia.

Setidaknya itulah hasil pengamatan yang saya lakukan selama merawat lansia di panti lebih dari 5 tahun ini.

            Selanjutnya berolahraga adalah konteks kesadaran dan kesenangan hati. Memaksa lansia berolahraga melakukan kegiatan yang dia sendiri tidak menghendaki adalah justru hal yang keliru pula. Keterpaksaan rentan sekali menimbulkan cedera karena gerakan tubuh yang dilakukan secara terpaksa. Tidak lentur karena sisi lain dari perasaan lansia tidak ingin melakukannya. Jadi, itu sebabnya dengan berolahraga justru timbul gangguan nyeri otot, persendian dan sebagainya.

            Dari sini, penting sekali setiap keluarga yang memiliki pengasuhan orang tua yang sudah lansia mengerti. Akan tetapi, salah juga membiarkan mereka hidup tanpa gerak dan hanya baring-baringan saja di ranjangnya.

            Dibutuhkan sebuah cara, atau kegiatan yang sebenarnya bukan mengajak mereka berolahraga, akan tetapi esensinya adalah gerak tubuh. Tidak hanya orang yang masih muda, tua pun syah-syah saja kan kalau berjoget? Oleh sebab itu, berjoget ala lagu era 80 an hingga saat ini menjadi primadona di sejumlah panti dalam menyisipkan kegiatan berolahraga pada lansia yang mereka bina. Joget 2-3 lagu saya kira cukup, dan saya yakin itu sudah membuat mereka bernafas ngos-ngosan dan hatinya tetap terjaga senangnya. Jogetnya senang, sehatnya pun dapat.

Cara lain seperti pijit lansia adalah suatu rangkaian kegiatan yang esensinya senada dengan berolahraga. Pijat lansia sangat berguna dalam manajemen nyeri rematik. Pijat bagi warga lanjut usia membantu meningkatkan jangkauan gerak mereka. Badan tidak kaku dan terasa lebih ringan dalam digerakkan karena terjadi pelumasan sendi. Selain itu, pijit juga dapat meningkatkan kualitas tidur lansia sehingga terasa lebih nyaman karena istirahat cukup. Pijit lansia sejauh ini juga juga efektif sebagai pendekatan emosi lansia makin terjaga. Hal ini mengacu pada hampir setiap orang tua sangat senang jika dipijit, terlebih oleh anaknya sendiri.

Selanjutnya membiarkan lansia tetap beraktivitas seperti biasanya juga sebagai sarana pengganti berolahraga. Menyapu misalnya, itu adalah momen orang yang sudah lanjut berolahraga. Banyak kasus, anak sering melarangnya karena dianggap tidak pas karena biasanya peran asisten rumah tangga. Artinya, tanpa kita sadari, kitalah yang melarang lansia untuk gerak sesuai dengan yang mereka senangi. Akan tetapi kita marah, jika mereka tidak menuruti kita. Kita meminta lansia jalan keliling taman yang kadang jelas-jelas sekali mereka tidak suka. Bahkan, tidak sungkan pula kita melabeli mereka sebagai orang tua PEMALAS.

*Semoga bermanfaat*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun