Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benang Takdir

18 Oktober 2022   17:30 Diperbarui: 18 Oktober 2022   18:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

     Malam itu Lyra tidur dipelukan ibu.

    "Ibuu, rambut ibu tajam. Geli ke kepala Lyra"

     Ibu hanya tertawa. Kelerang hitam miliknya memancarkan kebahagiaan.

    "Tadi ibu dicukur semua rambutnya, tinggal sisa sedikit yang tajamnya. Awalnya tukang cukurnya kaget pas ibu bilang mau dibotakin. Terus dia nanya beneran mau dibotakin? Ibu jawab iya, eh dia malah nangis."

    "Kenapa nangis?"

    "Gatau, coba aja Lyra tanya ke tukang cukurnya."

     Lyra yang mendengar hanya tertawa. Sekali lagi Lyra hanyalah bocah yang berusia tujuh tahun.

***

     Beranjak remaja, Lyra memiliki hobi baru. Astronomi, entah kenapa Lyra bisa jatuh cinta dengan astronomi. Ia menganggap dirinya sebagai Polaris, bintang favoritnya. Polaris sendiri berasal dari rasi Ursa Minor, sang Bintang Utara penunjuk arah. Lyra yang beraharap suatu saat ia akan menjadi Polaris untuk orang-orang. Polaris, entah kenapa ia dapat kagum dengannya.

     Saat itu adalah tingkat akhir Lyra pada jenjang SMP. Hasil ujiannya yang cukup memuaskan membuatnya percaya diri. Ia sudah menentukan jalan ceritanya. Ia akan masuk sekolah SMA favorit di dekat rumahnya. Tapi kenyataannya tidak seindah harapannya. Ia ditolak. Penolakan yang membuat ia mengutuk sistem penerimaan murid baru. Tetapi, ia belum putus asa. Bagaimana pun caranya ia harus masuk sekolah favorit. Lyra mulai mencoba sekolah favorit di kota sebelah. Tetapi setelah dipikir, pilihan itu cukup berat karena sekolah tersebut jauh dengan rumah. Pilihan terakhir, ia mencoba sekolah favorit lain yang masih membuka pendaftaran. Kebetulan sekali sekolah tersebut dekat dengan sekolah SMPnya. Dan ia berhasil. Berhasil menjadi cadangan. Nomor cadangan yang sanagat muda, nomor tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun