Mohon tunggu...
Putra Zulfirman
Putra Zulfirman Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif & Edukatif

Kerja Ikhlas, keras dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kolaborasi Agus-Novi, Bantu Remaja Penderita Tumor

4 Desember 2019   23:06 Diperbarui: 4 Desember 2019   23:09 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Setiawan saat mengunjungi remaja penderita tumor di kepala. Foto Istimewa.

Desember kelabu, judul lagu yang pernah menjadi hits di tangga papan atas blantika musik Indonesia. Selain, Badai Bulan Desember, dari albumnya group band AKA yang dirilis era 70-an.

Bulan penghujung tahun diperhitungan masehi ini memang kerap diwarnai guyuran hujan. Sehingga, romansa pilu, gulana dan sendu acap dipersandingkan pada bulan desember.

Selain perayaan Milad GAM dan peringatan Tsunami bagi bangsa Aceh. Desember juga makna tersendiri bagi Komunitas Baleum Syedara. Kenapa? Karena di bulan ini mereka menembus batas.

Gerakan sosial yang biasa dilakukan di seputaran Kota Langsa. Kini merambah ke kabupaten tetangga Aceh Tamiang. Bukan tanpa alasan kuat, ekspansi sosial itu terjadi.

Bermula dari terenyuhnya Agus Setiawan, Koordinator Komunitas Baleum Syedara. Ia melihat postingan netizen di sosial media Facebook, tentang seorang remaja penderita tumor.

Remaja itu bernama Muammar Khadafi. Hampir sama dengan nama mantan pemimpin Libya yang dieksekusi mati pasukan Amerika Serikat.

Muammar Khadafi masih berusia 17 tahun. Sweet seventeen, bila merujuk istilah milenial. Usia yang sunggug belia. Baru meranjak remaja. Biasanya penuh wangi bunga.

Tapi malang, Muammar Khadafi harus berjuang melawan tumor yang menggerogoti hidupnya. Sebuah benjilan di kepalanya kian membesar. 

Remaja ini berdomilisi di Gampong Lhok Medang Ara, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.

Meski, kedua orangtuanya, pernah membawa Muammar Khadafi berobat sampai lakoni operasi di RS Murni Teguh, Medan, Sumatera Utara, medio maret silam.

Namun, usai tindakan medis itu. Hanya berselang tiga bulan kemudian. Tepatnya, bulan Juni lalu. Benjolan di kepala Muammar Khadafi kembali tumbuh.

Kali ini bukan hanya satu. Melainkan tiga sekaligus. Parahnya, benjolan itu, seperti memiliki mata bisul. Lalu, pecah dan mengeluarkan darah dan nanah, sehingga tampak bolong.

Muammar Khadafi, remaja penderita tumor. Foto Istimewa.
Muammar Khadafi, remaja penderita tumor. Foto Istimewa.

Urain di atas, diceritakan Agus Setiawan kepada penulis. Agus mengaku sangat pilu. Ia tak mampu sembunyikan kesedihannya itu.

Perwakilan Baleum Syedara bertandang ke rumah remaja penderita tumor itu, Rabu, 4 Desember 2019, jelang siang. Kali ini, ada yang berbeda. Pungawa Baleum Syedara ditemani bidan cantik.

Novi, begitu panggilannya. Selama ini, bidan jelita ini mengabdikan diri di Nagan Raya. Meski merupakan anak Kota Langsa.

Novi sejak beberapa waktu, memantau gerakan Baleum Syedara lewat akun facebook Agus Mandor Taman (Agus Setiawan).

Kemarin, Novi pulang ke Langsa. Ia menghubungi Agus Setiawan dan janjian akan kolaborasi menjengguk Muammar Khadafi.

Tiba di rumah Muammar Khadafi. Baik Agus dan Novi serta sejumlah pewarta yang turut serta, hanya bisa terpana. Kondisi keluarga yang serba keterbatasan, ditambah tabahnya Maummar dalam menerima cobaan hidup.

Naluri bidan Novi muncul. Alat pendeteksi tekanan darah diraihnya dari dalam tas. Seketika, ia lakukan tensi darah Muammar Khadafi. Meski sebanarnya, hal ini tak begitu diperlukan oleh siswa kelas 3 Madrasah Aliyah Negeri Manyak Payed itu.

Komunitas Baleum Syedara pada kesempatan itu, memberikan bantuan sembako dan sejumlah uang hasil kolaborasi dengan bidan Novi, ditambah donasi dari sejumlah donatur lain.

"Hanya ini yang dapat kami bantu. Doa kami semoga adinda Muammar segera pulih seperti sediakala," ujar Agus Setiawan saat menyerahkan donasi.

Safi'e, ayah Muammar Khadafi, hanya bisa linangkan air mata. Mulutnya seperti kelu. Sebagai orangtua, ia ingin putranya tumbuh seperti remaja lain.

Namun apa nyana. Cobaan penyakit yang didera membuat Muammar Khadafi, seperti terampas senyumnya. Berganti muram durja dan lara yang tak terperikan.

"Terima kasih Nak, kalian sudah memberi sumbangsih untuk kami. Allah yang mampu membalasnya nanti," lirih Safi'e sambil berterimakasih.

Kondisi Muammar khadafi memang sangat memprihatinkan. Ia dan keluarganya butuh uluran tangan kita semua.

Ayahnya hanya pekerja serabutan, yang penghasilannya cukup penuhi kebutuhan sehari-hari saja. Keluarga ini jauh dari kata sejahrera. 

Semoga, kita tergerak untuk ringankan beban sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun