Kau ku prioritaskanÂ
Bibit yang ku tanam dihati kini hidup
Dipikiranmu ado urang lainÂ
Yang sayangnya kau sirami terus menerusÂ
Sedangkan akuÂ
Hidup sendiri sebatang karaÂ
Karena ku tahuÂ
Kau hanya memberiÂ
Pupuk yang palsuÂ
Dengan sikapmu yang pilih kasihÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!