Yang bikin unik, karnaval ini nggak hanya diisi rakyat biasa. Pejabat  juga ikut nimbrung. Dari Kapolres (AKBP Ardi Kurniawan, S.H., S.I.K., CPHR), Kajari (Nul Albar, S.H., M.H.), Dandim (Letkol Kav. Dicky Prasojo, S.H., M.Han.), hingga Sekda (Agus Purnomo, S.H., M.Si.), semua ikut barisan. Bedanya, kali ini mereka nggak pakai jas resmi, tapi senyum dan lambaian tangan. Kayak artis sinetron dadakan.
"Jarang-jarang bisa foto bareng pejabat. Tadi sempet foto sama Pak Sekda. Lumayan, bisa buat ganti foto profil WA," celetuk seseorang sambil mendokumentasikan momen menarik itu.
Vespa Jadi Bintang Tamu
Nggak cuma mobil hias dan kereta kuda, ada juga komunitas Vespa yang ikut parade. Motor-motor tua itu tampil penuh dekorasi, dari bendera mini sampai boneka nempel di spion. Warga heboh, anak muda tambah bangga.
"Vespa itu bukan cuma motor, tapi gaya hidup," kata Bimo, anggota komunitas Vespa Jombang. Betul juga, soalnya meski asap knalpotnya agak ngambang, penonton tetap sorak-sorai. Asap boleh ngebul, tapi jiwa muda tetap membara.
Merah Putih di Mana-Mana
Karena momennya masih dalam rangka HUT ke-80 RI, bendera merah putih berkibar di setiap sudut. Suasananya patriotik, meski beberapa bocah lebih fokus rebutan balon. Tapi ya wajar, namanya juga karnaval, hiburan utama tetap tontonan gratis dan kesempatan minta balon ke orang tua.
"Merinding rasanya lihat bendera dikibarin sambil ada marching band. Jadi ingat masa kecil dulu," kata Nanik, asal Peterongan yang datang bareng keluarga.
Antara Hiburan dan Rasa Memiliki
Intinya, Karnaval Mobil Hias Jombang ini bukan cuma pameran hasil bumi. Lebih dari itu, dia jadi panggung kebersamaan. Pemimpin bisa tampil bareng rakyat, pedagang bisa dapat untung, anak-anak bisa heboh lambaikan tangan, dan warga bisa merasa punya cerita buat dikenang.
"Semoga tahun depan lebih meriah lagi. Anak-anak sudah tanya kapan ada karnaval lagi," kata Rahmad, yang mengaku dari Megaluh.