Waterplay membuka ruang kreativitas yang sangat luas. Anak-anak bisa berimajinasi menjadi apa saja: seorang koki yang sedang memasak sup, seorang ilmuwan yang bereksperimen dengan cairan, atau bahkan seorang bajak laut yang berlayar di lautan.
Ketika diberi mainan sederhana seperti ember, gayung, dan selang, mereka bisa mengubahnya menjadi dunia penuh cerita. Kreativitas inilah yang penting untuk membangun kemampuan problem-solving dan berpikir out of the box di masa depan.
Saya masih ingat bagaimana anak-anak di lingkungan saya membuat "kue ulang tahun" dari pasir basah dan menghiasinya dengan daun. Bagi orang dewasa mungkin itu terlihat sepele, tapi bagi anak, itu adalah proses imajinatif yang luar biasa.
4. Membantu Regulasi Emosi
Pernahkah Anda melihat anak yang tadinya rewel langsung tenang setelah diajak bermain air? Ini bukan kebetulan. Kontak dengan air memiliki efek relaksasi yang alami.
Bagi anak-anak, waterplay bisa menjadi media untuk mengekspresikan emosi. Mereka bisa memercikkan air saat marah, berteriak gembira saat berhasil meluncur, atau tersenyum puas setelah membuat gelembung. Semua emosi tersalurkan dengan cara yang positif.
Secara psikologis, bermain air juga membantu menurunkan stres. Bahkan untuk orang dewasa sekalipun, duduk di tepi kolam atau sekadar merendam kaki di air bisa membuat pikiran lebih tenang.
5. Mengajarkan Sosialisasi dan Kerja Sama
Waterplay jarang dilakukan sendirian. Biasanya, anak-anak akan bermain bersama teman atau keluarga. Di sinilah nilai sosial mulai terbentuk:
- Anak belajar bergiliran menggunakan ember atau seluncuran.
- Belajar berbagi mainan.
- Membangun komunikasi dengan teman sebaya, misalnya saat merencanakan permainan "siapa yang paling cepat mengisi ember."
Saya perhatikan, anak-anak yang terbiasa main bersama dalam permainan air lebih cepat akrab dengan teman baru. Mereka belajar bahwa kerja sama itu menyenangkan dan hasilnya lebih memuaskan.
6. Membantu Perkembangan Bahasa