Kau mengeluh suntuk padahal presentasi belum selesai kau buat. Lalu kubuatkan secangkir kopi untukmu sambil kupijat bahumu sebentar untuk melemaskan otot yang kaku.
Sudah sebulan kau begitu,
Bahkan hingga larut malam,
Padahal setiap pagi hingga petang kau habiskan pula di kantor,
Apa yang kau cari, sayang?
Kubebaskan kamu untuk berkarir,
Kupenuhi semua nafkahmu lahir batin,
Kudukung semua hobi dan mimpimu,
Kuikuti semua maumu,
Aku tidak mengeluh,
Aku bukan mengaduh,
Tapi tidakkah kau lihat aku,
Kamu di rumah tapi tak bisa kujamah,
Aku tidak marah,
Tapi melihat ini kurasa ada yang salah,
Aku hanya tak mau menyerah,
Biar omongan orang bikin gerah,
Mari sayang,
Bicara baik-baik padaku,
Apa yang sebenarnya kau cari?
Apa yang sebenarnya kau minta?
Apakah aku boleh meminta?
Sekali saja.
Biar kau tak lupa, hidupmu bukan hanya pekerjaanmu.
Kau cantik,
Kau cerdas,
Kau berlianku,
Kau matahariku,
Kau kenyataanku,
Menualah bersamaku,
Melihat anak dan cucu kita,
Mengurus tanaman dan kelinci dua,
Berbincang sambil minum teh di beranda,
Lalu apa yang membuatmu bertahan dengan kesibukan yang membuatmu lelah dan suntuk?
Lalu apa yang kau perjuangkan jika ada aku yang kau lupakan?
Lalu apa yang kau cari jika kau sendiri tak tahu apa yang kau cari?
Aku masih menunggumu sadar,
Aku masih bersabar,
Aku tak ingin memaksamu,
Sadarmu dan sabarku terikat janji dalam sebuah buku kecil yang telah kita tanda tangani bersama,
Masih ingatkah kau?