Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Petani Milenial Bisa Mental Jika Tak Kuat Mental

12 November 2021   09:45 Diperbarui: 19 November 2021   09:15 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lahan pertanian. (Dok Humas Kementan via kompas.com)

Masalah Sistem dan Aturan

Program petani milenial tidak hanya menarik tapi juga penting bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional. Lagi-lagi permasalahannya di sini banyak orang pintar yang menguasai konsep tapi lemah saat eksekusi baik di tingkat pelaksanaan maupun pengawasan. 

Belum lagi adanya "gangguan" dari pihak atau oknum yang sudah merasa nyaman dan diuntungkan dengan kondisi yang ada sehingga setiap ada program baru selalu saja ada pihak yang berupaya menjenggal.

Kita tidak bisa tutup mata, masalah pertanian nasional tidak beranjak karena ada mata rantai "mafia" yang lebih memilih impor daripada swasembada sebab mereka mendapat untung lebih cepat dan lebih banyak daripada harus memberdayakan ribuan petani yang sudah pasti ribet dan sulit mengatur banyak orang.

Pemikiran lebih mudah impor untuk komoditas yang sebenarnya bisa dikembangkan di tanah air adalah sebuah kejahatan terselubung karena lebih memikirkan kelompoknya sendiri dan mematikan sejumlah besar petani yang harusnya mendapat perhatian juga dari negara.

Menambah jumlah petani adalah suatu keharusan. Petani muda alias kaum milenial menjadi harapan. Sebab seperti gambaran di atas yang dihadapi petani bukan hanya hama, jenis tanaman, penjualan dan lain-lain tapi juga sistem yang harus dibenahi secara komprehensif.

Sistem dan aturan yang adil dan tansparan membawa kenyamanan dan keamanan berusaha. Sebab sejatinya petani milenial tidak hanya akan menjadi petani tapi juga seorang entrepreneur alias pengusaha.

Digitalisasi adalah salah satu alat untuk membenahinya. Dengan digital semua data dan informasi akan terorganisasi dan teridentifikasi dengan baik sehingga akan terkoneksi dengan berbagai pihak jika ada permasalahan, gangguan, atau yang lainnya karena adanya sistem yang adil dan transparan. 

Dengan petani berbasis digital diharapkan semua informasi harga, pasokan, permintaan, kolaborasi, antar petani di seluruh tanah air dapat terkoneksi dengan mudah.

Meski program petani milenial yang baru terdengar di media adalah program dari pemerintahan provinsi Jawa Barat semoga ini pun menjadi program pemerintah pusat. Tentu program yang dijalankan dan diimplementasikan dengan benar.

Untuk para petani milenial tantangannya bukan hanya mau bermain dengan tanah atau pupuk tapi juga harus kuat mental. Karena secara teknologi pertanian ke depan menjadi petani tidak harus mencangkul sendiri. Banyak temuan-temuan teknologi yang akan memudahkan menjadi petani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun