KLATEN-kompasiana.com
Di Desa Tjokro, diantara rimbun pohon ingas dan gemericik air yang menenangkan, berdiri sosok yang tak pernah sepi dari perhatian para wisatawan. Ipunk bukan sekadar pemandu wisata. Ia adalah penjaga cerita lokal, pencerita pengalaman, dan teman perjalanan bagi siapa saja yang ingin menyelami keindahan alam dan budaya di kawasan ini. Senyumnya menyapa ramah, suaranya membawa kisah masa lalu, dan langkahnya menuntun pengunjung agar menemukan makna di setiap jejak langkah (18/07/2025).
Mata Air Cokro terbentang di hamparan sawah Desa Cokro, Tulung, Klaten. Dulunya dikenal sebagai Umbul Ingas, nama itu muncul karena keberadaan pohon ingas raksasa yang menaungi kawasan. Cabang pohon berbaris rapi, menciptakan payung alami, sementara kerimbunan daunnya meneduhkan dan membuat udara terasa begitu sejuk. Pepohonan ini bukan sekadar hiasan, melainkan jantung kehidupan yang menarik setiap pengunjung untuk berlama-lama di tepi mata air.
Berbeda dari mata air lain di sekitarnya, kawasan ini menyajikan beragam wahana air yang mengundang tawa dan adrenalin. Wisatawan bisa merasakan sensasi meluncur di atas papan seluncur, menelusuri dasar kolam dengan alat snorkeling, atau menantang arus sungai menaiki rakit kano. Bagi yang suka olahraga memantik sensasi adrenalin, ada lintasan sungai buat river tubing yang mengalir jauh ke bawah, area sungai berbatu dan sedikit deras dengan trek sepanjang kurang lebih 3 kilometer. Setiap wahana dirancang agar semua kalangan dapat ikut menikmati serta bersenang-senang, dari keluarga hingga kelompok petualang.
Selain menjadi tempat bermain dan bersantai, sumber mata air ini memikul amanah lain. Alirannya menjadi sumber air bersih bagi penduduk setempat dan sejumlah desa di daerah bawah, melalui jaringan pipa yang dikelola oleh perusahaan air minum PDAM. Peran ganda ini menegaskan nilai penting mata air, bukan hanya bagi kesenangan wisata, tetapi juga bagi kehidupan sehari-hari warga.
Keterpaduan ini tercermin dalam harmoni kunjungan. Wisatawan dari luar kota kerap singgah di Joglo Latar Tjokro untuk transit beristirahat sejenak, atau meeting dan seminar kemudian melanjutkan eksplorasi ke Mata Air Cokro. Sebaliknya, mereka yang datang ke mata air OMAC Cokro tak jarang mampir transit dan menikmati suasana tradisional di Joglo Latar Tjokro. Sinergi ini tak hanya memperkaya pengalaman, tetapi juga membuka peluang potensi ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat Desa Tjokro.