Mohon tunggu...
Pitri Yuliyani
Pitri Yuliyani Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Hallo perkenalkan aku Pitri Yuliyani, seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa UNNES GIAT 12: Mengenal Budaya Tiongkok Melalui Kreasi lampion dan Simpul Tiongkok Bersama Siswa Kelas 4 MI Bustanul Muta'alimin

14 September 2025   20:34 Diperbarui: 14 September 2025   20:33 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pelaksanaan Program Kerja UNNES GIAT (Sumber: Dokumentasi Pribadi))

(Pelaksanaan Program Kerja UNNES GIAT (Sumber: Dokumentasi Pribadi))
(Pelaksanaan Program Kerja UNNES GIAT (Sumber: Dokumentasi Pribadi))
(Pelaksanaan Program Kerja UNNES GIAT (Sumber: Dokumentasi Pribadi))
(Pelaksanaan Program Kerja UNNES GIAT (Sumber: Dokumentasi Pribadi))

Bejaten, 22 Juli 2025 -- Pada Selasa siang (22/7), siswa kelas 4 MI Bustanul Muta'allimin tampak sangat antusias. Kertas berwarna merah, benang yang berwarna merah, serta hiasan simpul Tiongkok (). Dengan penuh semangat mereka mencoba untuk membuat lampion dari kertas yang dihias dengan simpul Tiongkok.  Tawa riang terdengar saat mereka kesulitan membuat lampion, namun ada pula yang bangga memamerkan hasil karya mereka.

Kegiatan hari ini dipandu oleh Zeftarisya Cindyta Ariyanto, mahasiswa UNNES GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang memperkenalkan budaya Tiongkok melalui media kreatif. Sebelum membuat kerajinan, para siswa terlebih dahulu mendapatkan penjelasan mengenai Festival Lampion atau yang biasa dikenal dengan nama Cap Go Meh, lengkap dengan kosakata sederhana bahasa Mandarin. Pemaparan dilakukan melalui presentasi visual ditambah dengan video tutorial agar mudah diikuti oleh siswa kelas 4 MI Bustanul Muta'allimin.

"Dengan membuat lampion sederhana yang dihias simpul Tiongkok (), siswa tidak hanya sekedar belajar teori dari PPT, tetapi juga dapat mempraktikkan langsung kesenian Tiongkok. Sehingga mereka bisa mengenal seni Tiongkok sekaligus menumbuhkan minat pada budayanya." Jelas Zeftarisya.

Meskipun sempat kesulitan membuat lampion, mereka tetap berusaha menyelesaikan karya masing-masing. Bahkan mereka saling membantu teman yang kesulitan sehingga menciptakan suasana belajar yang hangat dan menyenangkan.

Pihak sekolah menilai kegiatan ini dapat membuka wawasan baru bagi siswa, khususnya tentang budaya asing. "Dengan kegiatan seperti ini dapat menarik minat anak-anak terhadap budaya asing serta melatih kreativitas siswa", ujar bu Putri selaku guru pendamping.

Kegiatan diakhiri dengan foto bersama sambil memamerkan lampion buatan masing-masing siswa. Meskipun sederhana, kegiatan ini meninggalkan kesan yang mendalam. Belajar budaya asing ternyata bisa sangat menyenangkan apabila dikemas secara kreatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun