Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksiana | La Rosa e senza perche, perche e

29 Mei 2020   15:39 Diperbarui: 29 Mei 2020   16:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alamy.it/

Untuk kalian yang selalu bersajak "Di Tepian Sungai Babylon".

Sajak-sajak kalian adalah jawaban pengalaman mistis dr. Ellie Arroway, Radio Astronomer yang ateis dalam "The Contact" (1997). Dr. Ellie mengalami pengalaman mistis (dalam neurosains disebut pengalaman "dekat ajal" atau near death experience) saat mesin dengan helm solenoid (helm besi) yang akan membawanya ke luar angkasa mengalami gangguan--- Ia kehilangan komunikasi dengan rekan ahli yang mengawasi. Pada saat itulah ia merasa dirinya menembusi 'terowongan-terowongan cahaya' luar biasa, dan menyaksikan kemegahan galaksi.

Kalian tahu, ketika dia menyaksikan kemegahan galaksi, dia mengungkapkan sebuah kalimat yang sangat berhubungan dengan kalian para pesajak: 'Ya Tuhan saya bukanlah seorang penyair'. Hanya penyair yang dapat mengungkapkan secara seluruh tanpa harus dipahami.

Dalam surat ini, saya tidak ingin berpuisi. Saya hanya ingin bercerita tentang sebuah bahasa puisi mistik, yang lolos dari tuduhan "ontoteologis", yang memengaruhi setidaknya para pemikir akbar yang namanya selalu disebut dalam refleksi filosofis di tengah wabah pandemi: Leibniz (1646-1716), Hegel (1770-1831), dan Heidegger (1889-1976)--- dan puisi yang lahir dari permenungan "hidup tanpa alasan dan tujuan". Namun pertama-tama, saya ingin bertanya apa yang kalian pahami dari ungkapan ini, "Lifetime is a child at play; moving pieces in a game. Kingship belongs to the child" (Herakleitus Fragment.52)?

Jika kalian mengamati seorang anak bermain, kalian akan mendapati anak yang sedang bermain tidak pernah bertanya mengapa ia bermain. Anak itu hanya bermain, dan akan bermain selama mungkin, atau sepanjang hidupnya. Jika tidak kelaparan atau matahari tidak akan terbenam, anak tersebut pun tidak akan pernah meninggalkan teman bermain dan mainannya.

Waktu berlalu cepat. Waktu, seperti yang Anda dan saya ketahui, adalah penyebab ketertiban, jadwal dan prioritas. Namun bagi anak itu, tidak ada waktu, hanya ada permainan tanpa dasar.

Kitalah yang memaksakan bahwa ini atau itu harus dilakukan pada saat ini atau itu. Kita menghentikan permainan absurd dan bersikeras bahwa disiplin, ketertiban, dan prioritas ditanamkan pada anak sejak usia dini agar anak itu menjadi seperti "kita" suatu hari nanti, digerakkan oleh tujuan karena tahu kapan waktunya bekerja dan kapan waktunya bermain. Namun apakah semuanya membutuhkan jadwal atau tujuan? Tepat di sinilah maksud surat ini ditulis, tentang sebuah bahasa mistik dari puisi.

Adalah seorang bernama Johann Sheffler atau yang lebih dikenal Angelus Silesius (1624-1677), seorang penyair mistik. Dalam karyanya The Cherubinic Wanderer ia menulis sebuah bait puisi dengan judul "Without Why" yang memberikan kita contoh istimewa dari pengungkapan yang tidak masuk akal dan tanpa alasan, yaitu mekarnya bunga mawar: "The rose is witout why, it blooms because it blooms, it pays no attention to itself, asks not whether it is seen". Baginya mawar "mekar karena mekar", yaitu, mekar "tanpa alasan".

Mawar tidak memekarkan kelopaknya karena ini atau itu, untuk alasan ini atau tujuan itu. Ia hanya mekar karena mekar hanya 'terjadi' (Ereignen). Tentu saja, pikiran akan menjelaskan mekarnya bunga mawar melalui sistem yang ketat dari penyebab botani dan alamiah. Juga tidak diragukan lagi, orang akan berpikir bahwa bunga mawar yang mekar dapat direduksi menjadi kebutuhan bunga mawar untuk berbunga dan memenuhi telosnya, yakni reproduksi. Dengan kata lain, mawar akan direduksi menjadi sesuatu yang bisa kita pahami.

Perlu kalian ketahui, sebagaimana anak kecil tadi, mawar pun "tidak memperhatikan dirinya sendiri". Tidak peduli jika orang yang memandanginya memuji keindahannya atau sekadar menjelaskan kegiatannya. Ia "tidak pernah bertanya apakah kemekarannya terlihat". Lagipula itu akan mekar, tanpa siapa pun menyaksikannya. Mungkin itulah mengapa mawar akan mekar ketika kita tidak memperhatikan atau menontonnya, "lihat mawar sudah mekar penuh!"--- seolah-olah mawar menyembunyikan mekar di kegelapan malam ketika tidak ada yang menonton.

Mungkin yang dapat kita lakukan adalah melihat kegembiraan di mata anak yang sedang bermain tadi, menyaksikan senyumnya--- senyuman yang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain, senyum yang menyembunyikan kegembiraan yang tidak pernah bisa diambil darinya. Seperti anak tadi, dr. Ellie, dan mawar mistik, sajak-sajak kalian pun menyembunyikan rahasia yang tidak pernah bisa diketahui semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun