Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Menanti Hutan Bersukaria

29 Juni 2016   17:00 Diperbarui: 29 Juni 2016   17:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tubuhku terpanggang saat kering kerontang. Foto dok. Yayasan Palung

Beberapa waktu telah bergulir. Hutan sebagai nafas tempat berdiam dan bermukim, berpijak bagi segala jenis makhluk segala bernyawa. Menanti dinanti hutan untuk bergembira bersukaria bila boleh menanti.

Kokoh berganti tumbang, rebah silih berganti tak berdaya.

Terpotong, terkuliti, terbelah-belah hingga menjadi ber-ubang (serbuk-serbuk kayu).

Riuh, gaduh menabuh berharap teduh. Tetapi genderang perang ditabuh, menanti terkikis menjelang habis bila (tak,di, ter) selamatkan.

Senyap, menepi, sepi dalam diam kala hutan tak lagi banyak memberi. Atau menangisi apa yang telah terjadi.

Rinai rintik berganti riak dalam meninggi menghampiri.

Kering kerontang tiba jika panas terik tak jarang membakar tubuhku.

Sayup-sayup suara satwa terdengar rintih tertatih dalam rumah yang semakin gersang dalam padang ilalang silih berganti.

Jantungku telah terkoyak, terampas, nafas sesak sekarat menunggu akhir atau berlanjut.

Perlombaan demi perlombaan para pembesar jua saudagar terus melangsungkan perperang terus bergulir menanti, mengambil alih tajuk-tajuk yang masih kokoh berdiri yang belum bertuan.

Sukariaku, bersukaria yang sepatutnya dinanti. Akan tetapi sukaria, bahagia itu masih boleh terjadi bila hutan rimba raya memberi tanpa pamrih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun