Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Menanti Disapa oleh Siapa Saja

10 April 2023   11:46 Diperbarui: 10 April 2023   11:48 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bumi menanti disapa. (Foto : SHUTTERSTOCK/ParabolStudio).

Bumi tak ubah seperti rumah bersama yang senantiasa keberadaannya harus terus menerus dijaga dan dirawat keberadaannya oleh semua kita.

Ia (Bumi) sudah semestinya menjadi bagian utama dalam tatanan kehidupan. Sebagai rumah tempat tinggal ia semestinya perlu dirawat dan dijaga keberadaannya saat ini. Mengingat, ia sudah semakin renta. Namun, bukan berarti kita lantas membiarkannya begitu saja.

Lalu, bagaimana dengan apa yang terjadi kepada nasib bumi kini dan apa yang bisa kita lakukan?

Pertanyaan ini tentu saja erat kaitannya dengan apa yang terjadi saat ini, terlebih tentang bagaimana sikap, kesadaran dan perilaku kita memperlukan bumi ini.

Nasib bumi ini sering kali (di/ter)abaikan oleh kita sebagai penjaga yang mendiaminya. Seperti terlihat, kita tidak jarang acuh tak acuh dengan keberlanjutan nasib bumi ini.  

Tidak hanya sebagai rumah, bumi juga sebagai ibu karena ia merawat dan menjaga kita dari berbagai ancaman yang ada karena ulah kita.

Mengingat, bumi menjadi bagian terpenting untuk selalu menjadi perhatian serius semua kita, siapa saja.

Sebagai bentuk dari kepedulian Bersama, lahirnya hari bumi yang selalu kita peringati setiap tanggal 22 April sebagai ajakan dan kepedulian kita semua kepada nasib bumi ini. Adapun lahirnya hari bumi atau Earth Day yang kini diperingati setiap tanggal 22 April pertama kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup.

Kesehatan bumi ada pada tangan kita semua saat ini, Di usianya yang semakin renta tentu banyak sakit penyakit semakin sering menderanya.

Panas bumi yang semakin tidak terkendali atau dengan lain semakin membakar kulit, ditambah pula oleh cuaca yang tidak menentu (anomali cuaca), terkadang hujan turun kentara kelihatan yang membawa banjir dan kering kerontang yang sering menghampiri ketika kemarau tiba, ini menjadi bukti nyata bumi perlu menanti asa dari semua kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun