Hadirnya satwa yang boleh dikata sebagai petani itulah memiliki peran yang tidak sedikit bagi hadirnya hutan alam ini sampai hari ini, walaupun saat ini hutan alam ini ada banyak yang sakit (tidak sehat), tentu ini menjadi tugas bersama. Peran semua pihak agar boleh kiranya hutan dan manusia sama-sama sehat.
Lain cerita, ketika hutan tidak sehat, sudah pasti akan berdampak langsung kepada makhluk lainnya tidak terkecuali manusia.
Realita sering bercerita dan menampilkan tentang nasib kesehatan hutan alam ini. Hutan alam ini sudah semakin sering menanti disapa oleh siapa saja.
Kesehatan ekologi dan keutuhan ciptaan sudah semakin sering didera sakit penyakit. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kewajiban untuk menjaga kesehatan ekologi pun sudah semakin sering didera dan diterpa pemasalahan oleh karena keutuhan ciptaan sudah semakin sulit (di/ter) oleh kita manusia ini.
Tidak jarang hutan ala mini disalahkan karena dicap tidak bersahabat, namun apakah benar demikian adanya? Atau sebaliknya, justru kita yang tidak mau bersahabat dengan hutan, alam ini.
Sang Kuasa memberikan keutuhan ciptaan untuk kirannya boleh terus memberi manfaat dan mengajarkan kita agar selalu harmoni sampai kapan pun.
Bukankah kita selama ini sudah terlalu sering abai terkait nasib kesehatan hutan alam ini. Kita selalu sering menyalahkan alam. Tanpa kita sadari, sejatinya hutan alam ini sudah sering berkorban/dikorbankan oleh manusia karena kepentingan semata tanpa melihat dampak apabila hutan yang sakit/rusak tersebut karena ulah manusia.
Satu harap, apabila hutan ini masih boleh ditanam, dijaga, dirawat dan lestari, maka ia (hutan) akan sehat dan terus memberikan manfaat bagi manusia, maka manusia pun sehat. Â Â
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Â