Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Gema Rimba

7 Februari 2023   16:15 Diperbarui: 7 Februari 2023   16:17 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto:  hutan. (Foto dok. Erik Sulidra/Yayasan Palung)

 

Rimba raya menyapa dengan gema gelora

Keluh kelakar yang menuai tanya kepada kita semua

Tentang gema rimba menanti nada langkah bukan gontai

Ceruk dalam, tanaman serupa tersisir berjajar rapi

Gema rimba bertanya mengapa keruh yang tertinggal, tajuk-tajuk yang terpangkas dan ceruk dalam

Gerimis setetes mengundang arus yang deras karena tanah yang rata bukan semestinya

Gemuruh menepis akar tercerabut sama seperti gambut di musim kemarau

Gema rimba rindu air yang tenang, tanah yang rimbun dengan tajuk-tajuk raya dengan tunas baru

Gema Rimba juga tentang nafas hidup kehidupan yang sejatinya selalu harmoni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun