Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Salah Satu Alternatif Masyarakat di Kayong Utara agar Tak Merambah Hutan

3 Agustus 2022   13:14 Diperbarui: 3 Agustus 2022   13:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk hhbk yang dijual saat melakukan mobile market di Pantai Pulau Datok, Kayong Utara. (Foto: Asbandi YP).

Ada banyak cara atau pilihan lain (alternatif) masyarakat di Kayong Utara, Kalimantan Barat yang bisa dilakukan agar tidak merambah hutan.

Salah satunya memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dengan membentuk kelompok perajin hhbk.

Koordinator Program Sustainable Livelihood Abdul Samad, mengatakan, Melalui promosi produk hhbk yang dikenal dengan mobile market (pasar keliling) menjadikan upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat akan Sumber Daya Alam (SDA) di sekitar bisa dimanfaatkan secara arif dan bijaksana untuk penghidupan yang berkelanjutan.

Biasanya, para perajin dampingan program SL Yayasan Palung melakukan mobile market di wilayah Pantai Pulau Datok satu bulan sekali.

Selain itu, produk hhbk yang dibuat perajin dampingan Yayasan Palung dapat digunakan untuk menyimpan ari-ari bayi sebagai budaya lokal masyarakat.

Sebagian masyarakat di Kayong Utara mempercayai bahwa anak perempuan atau gadis yang belum bisa menganyam belum boleh berumah tangga (belum boleh menikah).

Seperti diketahui, beberapa kelompok dampingan Program Sustainable Livelihood (SL) Yayasan Palung di Kayong Utara seperti ;

  • Kelompok Peramas Indah di Desa Pangkalan Buton. Kelompok ini  membuat Kerajinan anyaman (hhbk pandan)
  • Kelompok ResamKU di Desa Pampang Harapan, membuat  Kerajinan Anyaman (HHBK-Resam)
  • Kelompok Tani Meteor Garden di Desa Pampang Harapan, kelompok ini membuat Pertanian Organik Hortikultura
  • Kelompok Mina Segua di Pampang Harapan, kelompok ini melakukan Budidaya Ikan Nila dan Mas
  • Kelompok Ida Craft di Desa Sejahtera, kelompok ini membuat Kerajinan Anyaman (HHBK-Pandan).
  • Kelompok Karya Sejahtera di Desa Sejahtera, kelompok ini membuat Kerajinan Anyaman (HHBK-Pandan, nipah)
  • Kelompok Mina Sehati di Desa Sejahtera, kelompok melakukan Budidaya Ikan nila
  • Kelompok Rintis Betunas di Desa Riam Berasap Jaya, kelompok ini membuat Pertanian Organik Hortikultura
  • Kelompok Tembang Mina di Desa Matan Jaya, Kelompok ini membuat Kerajinan Anyaman (HHBK-Rotan dan Bambu).

Sembilan kelompok dampingan ini selalu dilakukan monitoring, evaluasi dan pelatihan oleh Yayasan Palung bersama lembaga mitra seperti Dinas Pariwisata, Dekranasda, Dinas Perdagangan, Dinas Perikanan, Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan (P2MKP), Dinas PERKIMLH, Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara.  

Dengan menganyam juga berarti merawat tradisi dan lingkungan. Tidak bisa disangkal hutan dan adat tradisi masyarakat merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat di sekitar hutan.

Berharap semoga para perajin dapat terus menganyam sebagai salah satu pilihan yang sedapat mungkin dipertahankan hingga nanti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun