Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Pongo ?

19 Februari 2013   05:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:04 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13612506602066079381

[caption id="attachment_237369" align="alignnone" width="438" caption="Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung (TNGP), Foto doc. Tim Laman & Yayasan Palung"][/caption]

Istilah "orang utan" diambil dari bahasa Indonesia, yang berarti manusia (orang) hutan. Orang utan/orangutan mencakup dua spesies, yaitu orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Borneo) (Pongo pygmaeus). Orangutan sangat unik, sebab orangutan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, orangutan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%.

Ciri-ciri orangutan

Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter. Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecokelatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg.

Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. Golongan kera besar masuk dalam klasifikasimammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman. Orangutan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang. Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata.

Ada berapa jenis orangutan

Ada beberapa jenis orangutan, yaitu orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus), ( Pongo wurmbii), (Pongo pygmaeus-pygmaeus), dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii).

Apa makananan orangutan

Meskipun orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan. 90% dari makanannya berupa buah-buahan. Makanannya antara lain adalah kulit pohon, dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis buah-buahan

Selain itu mereka juga memakan nektar,madu dan jamur. Mereka juga gemar makan durian, walaupun aromanya tajam, tetapi mereka menyukainya.

Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon.

Biasanya induk orangutan mengajarkan bagaimana cara mendapatkan makanan, bagaimana cara mendapatkan minuman, dan berbagai jenis pohon pada musim yang berbeda-beda Melalui ini, dapat terlihat bahwa orangutan ternyata memiliki peta lokasi hutan yang kompleks di otak mereka, sehingga mereka tidak menyia-nyiakan tenaga pada saat mencari makanan. Dan anaknya juga dapat mengetahui beragam jenis pohon dan tanaman, yang mana yang bisa dimakan dan bagaimana cara memproses makanan yang terlindungi oleh cangkang dan duri yang tajam.

Cara hidup orangutan

Tidak seperti gorila dan simpanse, orangutan tidak hidup dalam sekawanan yang besar. Mereka merupakan hewan yang semi-soliterOrangutan jantan biasanya ditemukan sendirian dan orangutan betina biasanya ditemani oleh beberapa anaknyaWalaupun oranutan sering memanjat dan membangun tempat tidur dipohon, mereka pada intinya merupakan hewan terrestrial(menghabiskan hidup ditanah) .

Ancaman terhadap populasi orangutan

Seperti yang kita ketahui, populasi orangutan di Kalimantan dan Sumatera sekarang sedang dalam masa yang sangat kritis dikarenakan oleh hilangnya hutan rimba yang dulunya sangat luas sekali, tetapi sekarang semuanya hampir musnah dikarenakan oleh pembukaan lahan oleh perusahaan sawit, pertambangan legal dan illegal, pertambangan emas, pertambangan bauksit, perburuan, penebangan hutan dengan skala besar dengan kata lain orangutan terancam akibat penyempitan habitat hidup mereka.

Orangutan juga terancam akibat adanya perburuan masyarakat di sekitar hutan tempat habitat orangutan tinggal. Saat ini, populasi orangutan Kalimantan dan Sumatera menurun. Populasi mereka diperkirakan, hanya tinggal ± 2.500 individu dan di Sumatera diperkirakan sekitar ± 5000-6000 individu, namun data tersebut belum pasti, artinya; bisa saja populasi tersebut tidak lagi berjumlah sesuai dengan data. Laju kerusakan hutan dimana orangutan tinggal sudah berada di tingkat mengkhawatirkan akibat perluasan atau pembukaan lahan untuk areal perkebunan, pertambangan dan pembangunan sangat sulit ditekan dan semakin merajalela, sehingga semakin banyaknya populasi orangutan yang terancam, terbunuh/sengaja dibunuh, dipelihara dan perkembangan populasi mereka semakin sulit, dengan demikian dapat dipastikan bila hutan semakin menipis/kritis dan hilang maka orangutan hamper dipastikan sulit untuk bertahan/ orangutan diambang kepunahan/terancam punah.

Kita harapkan bersama, semoga habitat orangutan yang masih tersisa dapat untuk terus menerus untuk kita jaga bersama tanpa terkecuali, sehingga kehidupan/habitat orangutan di Kalimantan dan Sumatera bisa lestari. Orangutan perlu hutan, hutan perlu orangutan dan manusia perlu hutan dan orangutan. Semoga saja….

Sumber : dari berbagai sumber

Petrus Kanisius “Pit” – Yayasan Palung, Ketapang, Kalbar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun