Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... -

Im new and yeaaaaah!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Belajar Sosiologi

24 Oktober 2014   00:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Arial Narrow","sans-serif"">Sebelumnya, saya akan bercerita mengenai kenapa
saya memilih kelas IPS. Di angket, di psikotes bahkan saat ditanya langsung
sama orang mau jurusan apa di SMA, dengan tegas saya akan menjawab “IPS”.
Bukan, bukan karena saya menganggap IPS gampang dan saya menghindari hitungan
atau eksak. Saya memang lemah di hitungan, tapi tidak menghindari. Saya hanya
merasa ada satu rasa klik saat saya belajar IPS ilmu yang up to date dan
berubah mengikuti perkembangan Zaman. Apalagi saya memang bukan orang yang suka
dengan suatu hal monoton, saya suka hal baru.


"Arial Narrow","sans-serif"">Saat saya mengenal sosiologi secara awal, saya
merasa “wah, ilmu kemasyarakatan, seru! Banyak ketemu orang baru pasti” jadi saya
selalu penasaran dg hal menarik lainnya. Apalagi saya memang suka memperbanyak
kenalan. Sejauh ini, sosiolagi memang masih di pembahasan awal. Jadi baru masuk
ke teori-teori dsb. Tapi saya yakin kalau semakin di dalami, akan semakin seru.
Gurunya? Bicara soal guru, saat SMP guru saya perempuan bernama ibu Nur Rohmah beliau
guru IPS saya. Beliau yang mengenalkan saya kepada IPS, beliau guru sekaligus
tempat curhat saya, beliau adalah orang yang selalu berkomentar pedas tapi mambangun
tentang saya. Beliau adalah… ah susah dijelaskan. Saya sangat berterima kasih
kepada beliau atas semua yang telah beliau ajarkan. Jujur, saya memang murid
yang suka bandel, tapi kalu untuk pelajaran dan sekolah, insya Allah, saya akan
selalu berusaha untuk lebih baik. Di SMA, saya bertemu dengan pak Wahyu. Awal saya
kenal beliau, saya cuek dan tidak terlalu memperhatikan. Namun saat saya lebih
sering berinteraksi dengan beliau, saya mengambil beberapa pelajaran. Pak Wahyu
mengajarkan saya untuk mau berpikir dan berusaha, tegas, bisa berpikir logis
dan dapat mempertanggung jawabkan hasil tulisan sendiri. Kembali ke sosiologi,
saya sebetulnya lebih mengenal August Comte sebagai bapak sosiologi sejak SMP. Saya
baru tahu ternyata sebelumnya ada Ibnu Kholdun. Ilmu sosiologi mengajarkan saya
untuk berkata sesuai fakta, bukan menebak. Ilmu sosiologi mengajarkan saya
untuk bertoleransi dan menghargai satu sama lain, tidak asal menilai


"Arial Narrow","sans-serif"">Nah pak wahyu ini menurut saya agak galak wkwkwkw,
udah gitu ngasih tugas mulu dan suka aneh aneh mana banyak banget. Nah apalagi
soal ulangannya beh mantep gaada di buku. Buat kesan pesan sih ya kalo bisa
jangan banyak banyak tugasnya pak saya puyeng wkkwk, trus belajarnya di
variasiin dong misalnya kita jalan jalan kemana gitu atau apa biar ga bosen oke
segitu aja dadahhh

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun