Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ujaran Penghinaan terhadap ODE Bikin Gerah Medsos KEI

3 November 2021   05:35 Diperbarui: 3 November 2021   05:39 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menuturkan, sebagai salah seorang Penyandang Epilepsi dan Pendiri Komunitas Epilepsi Indonesia (KEI) terus terang hati saya sakit dan marah melihat postingan hinaan seperti ini yg ditujukan ke ODE (Orang Dengan Epilepsi). "Apalagi ditulis oleh seorang Pendidik yg seharusnya tutur katanya santun, pembela anak-anak didiknya dengan kebutuhan khusus seperti Epilepsi," ungkapnya sesal.

Lebih lanjut Nurhayana Nurdin menuliskan, Tapi entah apa yg ada dalam otak oknum guru ini, mempost kata-kata sprt ini di story sosmednya. Sungguh pengetahuannya ttg Epilepsi adalah NOL BESAR. Mgkin dia harus berada dulu dalam posisi orang yg dihinanya baru bisa mengerti bagaimana rasanya dihina.

"Tolong bagi siapapun yg kenal dan tau sekolah tempat mengajar ibu guru ini. Sampaikan salam dari 8000an anggota KEI yg kecewa dgn statementnya. Minta maaflah sebelum azab datang," tegasnya.

Anggota KEI dengan akun Facebook Diana Fandinata turut menyampaikan penyesalannya, atas bullying yang dituliskan Bu Guru melalui status WhatsAppnya, Ibu guru cantik, knpa mulutx jahat buu,, menangis sya baca ini, seakan2 bullyan ini nancap dan hina kami orang tua yg sedang berjuang dr sakit iji,Gak ada yg mw buuu sakit begini,,,

Kemudian Diana Fandinata menuturkan yang diakhiri dengan emotikon menangis, Anak sya yg sakit, tp sya yg rasakan klo nnti ada yg buly sperti ini,, hati ini yg terluka...Anda gak tau buu, seberapa berjuangx kami sebagai pendamping ODE

Penyesalan juga datang dari pemilik akun medsos seorang dokter spesialis syaraf Andi Weri Sompa. Melalui akun media sosialnya, dokter Weri menyatakan penyesalanannya dan mengatakan, TIDAK BISA DIBIARKAN.. Sebagai seorang dokter kami berupaya mengedukasi masyarakat ttg Epilepsi.. mengurangi stigma, dan menumbuhkan kepercayaan diri pasien. Ini malah dimentahkan oleh seorang GURU yg seharusnya menjadi partner kami dalam mengedukasi. Sy mendukung agar kasus ini diusut. Teman2 komunitas Epilepsi jgn terhasut. Tetap semangat.

Pesan Andi Weri Sompa tersebut diamini pemilik akun Adi Pujakesuma. Dia menuliskan setuju, usut tuntas, jika perlu laporkan cyber crime, ini sdh kena UU ITE.

Sementara bang Melky sekaligus pengelola akun medsos Komunitas Epilepsi Indonesia menuturkan kegelisahannya, Apakah diantara teman ada yg kenal dengan seorang guru Tri Nur Hayati dari SDN 1 Bakulan Purbalingga? Jika ada saya minta nomor telp kepala sekolahnya.

"Saya mau menindak lanjuti penghinaan ini terhadap orang dengan Epilepsy. Supaya tidak ada lagi penghinaan semacan ini dinegara ini. Apalagi dilakukan oleh seorang guru yg seharusnya membimbing bukan menghina atau melecehkan. Atau mungkin ada yg bisa bantu lapor ke pak Ganjar Pranowo gub.Jateng, atau ke dinas pendidikan. Kalau ada yg tahu nomor kepala sekolahnya silahlan DM saya," ujarnya dalam facebook KEI.

Mewakili teman-teman KEI, Melky Oktav menjelaskan bahwa sudah menghubungi pihak sekolah, melalui sambungan telpon dan whatsAppsnya Kepala Sekolah. "Sudah saya telp dan wa kepala sekolahnya," singkatnya..

"Kita tunggu tindak lajutnya saja. Stop jangan membully lagi Bu guru Tri Nurhayati ya. Apalagi menghina fisik itu sama aja dengan dia, apa beda kita kita dengan dia kalau sama membully," imbuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun