Dalam metaverse, kamu bisa bekerja di kantor virtual di New York, menghadiri konser di Tokyo, dan nongkrong dengan teman di Roma - tanpa meninggalkan rumah.
3. Ekspresi diri yang lebih luas.
Banyak orang merasa lebih bebas mengekspresikan diri dalam bentuk avatar. Identitas gender, budaya, hingga tubuh digital bisa disesuaikan sesuai kehendak, tanpa norma sosial dunia nyata.
Apa Saja Peluang Nyata di Metaverse?
Metaverse bukan sekadar game. Dalam perkembangannya, ini menjadi ruang kolaboratif baru untuk berbagai sektor:
Pendidikan: Universitas ternama mulai mengembangkan kelas virtual. Mahasiswa bisa masuk laboratorium simulasi 3D, berdiskusi lintas negara, bahkan praktik bedah secara virtual.
Ekonomi: Konsep play-to-earn game, NFT marketplace, hingga real estate virtual telah menciptakan sumber penghasilan baru. Properti digital di platform seperti Decentraland atau The Sandbox dijual dengan harga miliaran rupiah.
Kerja dan Kolaborasi: Microsoft melalui Mesh dan Meta melalui Horizon Workrooms mengembangkan kantor virtual yang memungkinkan interaksi lebih imersif dibanding Zoom atau Teams.
Namun, Apakah Ini Jawaban atau Bahaya Baru?
Sebagus apapun metaverse, perlu diakui bahwa ada potensi risiko besar:
1. Ketimpangan Akses Teknologi