Mohon tunggu...
Ay Mahening
Ay Mahening Mohon Tunggu...

Puisi adlh hal yg paling suka aku baca...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sensi, Itu Tanda Rapuhnya Jiwa Kita

4 Maret 2014   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 6758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939244811769140366

...rapuh...

Mungkin terdengar konyol jika suatu ketika tiba-tiba kita marah dan dongkol banget dengan pernyataan atau pertanyaan orang ke kita. Adakah yang salah dengan diri kita? Tidak salah kok. Hanya saja mungkin kita ini tipe orang yang mudah rapuh. Sehingga kita mudah tersinggung dan ‘sensi’.


Eit, tapi jangan salah dulu. Ada juga lho sifat ‘sensi’ nya itu yang positif. Sensi yang bisa di katakan positif itu adalah yang biasanya sering terjadi dengan orang yang memang pada dasarnya mempunyai perasaan yang halus dan mempunyai empati yang tinggi terhadap sesuatu. Ini bukan berarti orang itu cemen lho.

Tapi kadang sepatah kata yang ketus sedikit saja sudah membuat kita : Sakit hati sampai bertahun-tahun, sikap ceria dan kegembiraan selama ini tersapu habis oleh sepatah kata. Dan jika orang bertanya mengapa? Dengan cepat kita akan menjawab: "kata-kata itu sungguh amat menyakitkan hatiku"

Coba kita bertanya pada diri kita, pada hati kita. Benarkah kata-kata yang disampaikan itu begitu menyakitkan hati kita? Ataukah memang kita yang terlalu LEMAH ? Tidak kok, kita tidak lemah, dan kata kata ketus itu pun tidak ada apa-apanya. Jika kita mampu berkata pada diri kita seperti itu, niscaya kita tidak akan menjadi pribadi yang lemah dan suka ‘sensi’ dech.


Jika kita ingin tahu kenapa ? Sebenarnya permasalahannya ada pada diri kita sendiri. Apa itu ? Yah, pada diri kita sendiri. Hati kita terlalu tinggi. Merasa kita yang paling. Dan dengan tinggi hati tersebut membuat harga diri, gengsi dan keinginan dihormati semua ikut menjadi tinggi juga. Dan semua akan membuat diri kita merasa terhormat, mulia dan paling sempurna. Serta dengan sikap seperti itu akan membuat diri kita mudah rapuh dan jiwa kita lemah.


So, akankah kita mau terus menerus menjadi pribadi yang rapuh dan lemah ? Jika kita mau menjadi kuat, mari kita belajar rendah hati setiap saat, maka kata-kata ketus di atas tidak akan berarti apa pun bagi kita. Kerendahan hati membuat kita tenang, hening namun
tegar bagai samudera yang mengambil tempat paling rendah.


Rendah hati membuat kita bebas seperti burung terbang di angkasa. Rendah hati adalah sumber kekuatan kehidupan kita. Dan bukan dengan rendah hati kita lemah lho. Serta yang paling hakiki, selalu meyakini bahwa kita harus selalu bersyukur akan segala karunia – NYA. Always keep spirit.

Met sore teman-teman , just sharing....tuk menemani senjamu.

-

Surabaya, 04 Maret 2014

-

Sumber gambar : http://umarfurqan.blogspot.com/feeds/posts/default

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun