Mohon tunggu...
Pipiet Senja
Pipiet Senja Mohon Tunggu... profesional -

Seniman, Teroris Tukang Teror Agar Menjadi Penulis, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, Konsultan Kepenulisan, Penyunting Memoar: Buku Baru: Orang Bilang Aku Teroris (Penerbit Zikrul Hakimi/ Jendela)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hormat dan Salut untuk BMI Hong Kong: Salam Perpisahan, Coy Kin Alias Sampai Jumpa!

28 Juli 2010   10:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, hampir sebulan penuh saya berada di negeri beton ini, atas undangan Dompet Dhuafa Hong Kong, program pendampingan nakerwan dalam kepenulisan. Tugas saya memberikan pelatihan menulis empat kali dalam sebulan, digelar tiap hari Minggu, mengambil tempat 3 kali di Art Center, Tin Hau dan sekali di ujung pantai Vicroria Park.

Selama itu pula aku berkersempatan berinteraksi dengan anak-anakku yang sedang mendapat masalah atau berkasus, kalian terpaksa harus tinggal di shelter-shelter (penampungan) yang menyebar di pelosok negeri beton ini.

Acapkali daku harus menahan haru-biru, bahkan menangis dalam diam, ketika menyimak penuturan anak-anakku yang cantik dan solehah, tentang masalah yang tengah dihadapinya.

Sempat juga melakukan perjalanan ke Macau dan Shen Zhen. Bukan untuk wisata atau blanja-blanji, sebagaimana para pelancong atau nyonya pejabat tinggi kita yang acapkali tanpa sengaja kupergoki di pusat perbelanjaan Hong Kong, Macau dan Shen Zhen.

Dan saban hari niscaya aku akan menuliskan setiap catatan perjalanan itu, sebagian kupublikasikan di FB atau kompasiana.com. Kusuarakan segala keluh-kesah anak-anakku, jeritan hati para perantau Indonesia.

Meskipun kadang tak yakin juga; adakah suara yang sangat lirih ini (maklum sudah manini!) bisa sampai ke telinga pihak-pihak terkait, terutama pemerintahan SBY?

Namun, biarlah, waktu akan bicara!

Tentang kesehatanku, alhamdulillah…

Ternyata aku baik-baik saja, Sodara!

Maksudku, kesehatanku yang sempat sangat dikhawatirkan anak-anak, menantu, bahkan dokterku sampai memberi catatan khusus; apa saja yang harus dan tidak boleh kulakukan selama berada di negeri asing.

Alamaaaak, lebaaaay, euy!

Buktinya, daku masih bisa kukuliringan ke mana-mana, tujuan utamaku shelter demi shelter. Dari shelter ke shelter didampingi rombongan DD HK, Ustadz Ghofur dan istri, Melani yang selalu menyemangati, memberi inspirasi kepada saya selama berada di rumahnya yang indah, barokah…. Betapa sarat dengan lakon anak manusia bernama perempuan ini, ya Robb! Maka, jangan heran, jika ada banyak tulisan yang telah daku posting di kompasiana.com, perihal kisah yang kisuh-misuh, yang dramatis, tragedi kemanusiaan, ada juga yang unik dan aneh-nyelenehnya.

Semuanya itu telah menambah pengayaan batinku sebagai anak manusia, kebetulan bernama perempuan.

Hari ini adalah hari terakhir saya di HK, besok petang saya akan terbang kembali ke kampung halaman, eeeh, Depok, di mana anak-anak, menanti dan dua cucuku yang ngangeni daku. Selama ini kami ym-am dan skype-an, jadi rasa kangen cukup terobati masih bisa melihat wajah mereka. Dan mereka pun yakin bisa melihat diriku dalam kondisi segar bugar.

Zein sudah mulai masuk TK A, manini tidak bisa mengantarmu, ya.... Butet sedang giat-giatnya UTS dan UAS, maafkan tidak bisa menemani, ya Nak.... Haekal yang lagi ngurusin badannya, hihi...(Gak percaya euy!) Seli yang kerepotan jagain dua cucu, nah loooh, cuciiaaaaan....

Terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantuku dalam projek kemanusiaan ini, semoga buku kita segera bisa dicetak, dan dipublikasikan ke seantero negeri bernama Indonesia dan diserap di Hong Kong. Terima kasih tak terhingga kepadfa Ustadz Ghofur, istri, Melani....duhhh, daku sudah banyak merepotkan, makanan tinggal makan, cucian pun dicucikan...walaaah....tiada mampu kukatakan....Hanya Allah Swt belaka yang mampu membalas segala budi baik kalian, segala ketulusan ananda berdua. Kepada teman-teman cantik dan salehah di shelter Iqro, spesial yang suka memasak makanan lezat hingga daku jadi enduuuut.... Walaaah, nenek-nenek endut pulkam dari Hong Kong neeeh! Mbak Faiz, mbak Umi, mbak Puji, Mbak Yani...oya, beliau sedang cuti di kampungnya di Malang sana, terima kasih telah menjemputku waktu itu. Ibu Santi Rachmat yang telah mengurusi cicilan-cicilan kredit saya, woalaaaah....terima kasih..... Nadia Cahyani yang telah menghubungkanku dengan Dompet Dhuafa Hong Kong, tengkiyuuuuu....luuuuuv, adikku!

Mega Vristian yang angin-angin dan gengnya Teater Angin, eeeh, tengkiyu selalu menyebutku sebagai cinta sejatinya, eeeh, terbalik ya? Komunitas sastra Sekar Bumi dan komunitas lainnya, terima kasih ya sayang! Kine Risty, Bertha Siagian, Nova, Kurnengsih, Hajjah Neneng Saribanon...jadi numpuk banget nih oleh-olehnya, tengkiyuuuuu!

Forum Lingkar Pena HK, tengkiyu juga, dan semua peserta yang telah dengan setia mengikuti daku (kadang banyak candaannya, ya!) ceracau terus, menyebarkan; virus menulis.

Saudariku dari Sumbar, Sastri Bakry dan putrinya Ranti yang bergabung pada pekan kedua, ikut menyemarakkan seminar kita, ya Uni, tengkiyuuuu!

Pokoknya, kepada semuanya saja, ya, juga spesial kepada anak-anakku yang cantik dan solehah di shelter-shelter; istiqomah senantiasa, semangat selalu; kayau!

Tentu saja kepada seluruh BMI HK, daku lebih suka menyebutnya; perantau Indonesia; semangaaaat!

Dan kepada Ustadz Qodrat SQ yang sering mengingatkanku akan sosok putraku Haekal, mirip bodi dan endutnya, hehehe.... Plus istrinya yang selalu tersenyum sipu-sipu jika daku guyonan; maafkan ya!

Daku tertunduk malu, bibirku kelu; jujur saja, segala lakonku, segala nestapaku jika kuhimpun sekalipun, sungguh tiada seujung kuku nelangsa yang pernah kalian lakoni. Karena daku masih berada di “zone aman”, jika dalam kesulitan ada sanak-saudara, sedangkan kalian di negeri asing, bahkan komunikasi pun masih terkendala bagi para pemula….duhai!

Dan tidak lupa kepada Penerbit Zikrul Hakim, spesial Pak Remon Agus, Bu Amalia yang telah menyemangati hingga daku bisa terbang ke negeri beton ini, selama sebulan penuh; terima kasih tiada terhingga!

Tentu saja tak ada gading yang tidak retak, dan yang sempurna itu hanyalah milik Sang Pencipta, maka; mohon maafkan lahir batin atas segala khilafku.

Hormat, salut dan cintaku untuk kalian semua; Kayau!

Sampai Jumpa alias Coy Kin!

Wassalam Pipiet Senja, masih di Causeway Bay-HK Catatan; mohon kepada sanak-saudara, sahabat di Tanah Air, agar bisa menelan kekecewaan, karena mungkin sekali, saya tidak bisa membawa cindera mata berupa barang, melainkan hanyalah sebuah draft buku bernama: Surat Untuk Presiden: Suara Hati BMI Hong Kong

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun