Mohon tunggu...
pintukata
pintukata Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis Bebas.

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa yang Dirindukan

16 Juli 2020   18:00 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya, dalam suatu tatanan sosial di lingkungan masyarakat. Memiliki kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, diharapkan sebagai pemimpin masyarakat yang terampil, menjadi penggerak yang dinamis,  dan memiliki ilmu cakap dalam bidangnya yaitu mahasiswa. Ia manusia yang dirindukan masyarakat dan selalu menguning didalam hati tiap kenangan peranannya. 

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pergerakan mahasiswa seringkali menawan dan  menjadi cikal bakal perjuangan nasional, sejak dibentuknya Boedi Oetomo sebagai wadah perjuangan pemuda pelajar mahasiswa pertama kali yang menjadi refleksi awal sikap kritis dan keresahan intelektual,  didirikan di Jakarta,  pada 20 Mei 1908. 

Hingga, pergerakan mahasiswa 1998 yang haus akan reformasi akibat krisis moneter dan menuntut presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya. Kini, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kenagan tersebut selalu mengalir dalam tubuh Nusantara hingga harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia masih tertumpu pada pundak mahasiswa untuk selalu menjawab problematika sosial dan membawa perubahan menuju lebih baik. Maka, sebagai kader bangsa yang dinantikan, ada tiga unsur kemampuan dasar mahasiswa ideal yang harus terpatri dalam jiwanya, sebagai berikut:


Berprestasi
Mahasiswa sebagai insan akademisi, belajar, berkompetisi di dalam maupun di luar kelas dengan upaya dan usaha, lalu menghasilkan sebuah caipan merupakan suatu keharusan bagi kita. Dari itu, untuk  menuju capaian puncak prestasi, munculah sikap mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Sehingga, mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh adalah akibat dari proses menuju puncak tersebut.


Berorganisasi
Setidaknya mahasiswa memiliki kecenderungan mengabdi untuk masyarakat dengan aktif dalam organisasi. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Namun, organisasi pada dasarnya sebagai wadah bagi siapapun untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin, terkendali secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, menyelami sebuah organisasi, kita akan terus terpacu pada dinamika organisasi untuk senantiasa memberikan kontribusi pikiran, bersikap kritis terhadap permasalahan,  mengasah pribadi tanggung jawab,selalu responsif dan bijak dalam memberikan putusan, solusi serta tindakan. Dari sini, maka timbul jiwa Leadership (kepemimpinan) mahasiswa untuk bekal sebagai calon pemimpin bangsa.

Indepensensi diri
Keadilan sosial yang merupakan cita-cita umum masyarakat Indonesia dan sering digaungkan oleh  mahasiswa, jika ada ketimpangan atau ketidakadilan dilakukan oleh pihak manapun terhadap masyarakat, golongan mahasiswa yang responsif akan melakukan tindakan demi terwujudnya keadilan sosial. Maka, sangat diperlukan Independensi diri sebagai perisai dalam proses mewujudkan cita-cita tersebut agar selalu bersikap netral, terhindar dari keberpihakan dan monopoli pergerakan mahasiswa yang berakibat pada peranannya hingga terjadi  pelesetan kata dari "dirinya untuk pergerakan" menjadi "pergerakan untuk dirinya". Arti lain dari Independen juga sebagai sikap jiwa manusia yang mandiri, berdikari, Jiwa mandiri bukan berarti tidak membutuhkan pihak lain, namun sebagai bentuk karakter yang berupaya menghadapi dan menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi Ada dua aspek sikap mandiri seorang mahasiswa yang wajib dimiliki yaitu mandiri secara intelektual dan mandiri secara finansial. Keduanya senantiasa tidak dapat dipisahkan dalam satu koridor yang nyata. Misal, memiliki visi kedepan dengan berwirausaha, kreatif membaca peluang demi pemenuhan kebutuhan dasar sandang, pangan dan papan. Ketika telah terpenuhi lalu dirinya "kaya", melalui pengalaman jerih payahnya, akan timbul rasa kasihan dan peduli kepada ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat, walhasil juga mampu mereduksi sifat hedonis mahasiswa.
Akhirnya, saatnya  barisan agent of change mahasiswa dalam berproses, mari kita mulai memupuk pondasi diri sebelum terjun berjuang di medan perang dengan menyelaraskan tiga kemampuan dasar tersebut menjadi kesatuan utuh dan berkolaborasi untuk memberikan kontribusi nyata hingga menginspirasi masyarakat, tanpa mengharapkan sebuah aspirasi mereka. Ikhlas untuk menjawab segala tantangan dan memenuhi resiko - konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa, lalu menjadikan ia memiliki kebermaknaan sebagai mahasiswa yang dirindukan, mahasiswa sejati, mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa.

2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun