Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Entimem TGB vs Mahfud MD

18 Juli 2018   09:24 Diperbarui: 18 Juli 2018   09:27 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Mahfud MD dan Tuan Guru Bajang, diakui Jokowi masuk sebagai salah satu kandidat cawapresnya. Berdasarkan kepentingan elektoral, siapa sebenarnya yang lebih menguntungkan Jokowi?

"Harapan adalah mimpi dari seorang yang terjaga." ~ Aristoteles

Terpilih menjadi wakil presiden Jokowi, sepertinya harapan itu yang kini tengah hinggap di pikiran para elit politikus dan ketua umum partai politik belakangan ini. Sayangnya, Jokowi hanya membutuhkan satu orang wakil saja yang akan diajaknya bertarung di Pilpres tahun depan.

Namun untuk menentukan satu dari sekian banyak, ternyata butuh waktu lama bagi Jokowi untuk mempertimbangkannya. Sehingga setelah sempat menyimpan rahasia, akhirnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun "membocorkan" empat nama yang diakuinya tengah dipertimbangkan sebagai cawapres.

Dari keempatnya, sosok Cak Imin, Airlangga Hartarto, dan Mahfud MD, bukanlah nama yang memberikan kejutan. Berbeda saat Jokowi menyatakan kalau Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB), juga masuk dalam daftar cawapres Jokowi.

Bagi para pengamat politik maupun politikus, masuknya nama TGB dalam daftar cawapres Jokowi menimbulkan banyak tanya. Walau ia telah menyatakan dukungan terbukanya pada Jokowi, namun TGB saat ini masih kader Partai Demokrat. Bahkan pada Pilpres 2014 lalu, ia juga menjadi tim pemenangan rival Jokowi, Prabowo Subianto.

Posisi TGB sebagai "pembelot" dari kubu oposisi  yang menyeberang ke kubu Pemerintah ini, sebenarnya tak berbeda jauh dengan Mahfud. Sebagai mantan ketua tim pemenangan Prabowo, saat ini mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut malah tengah digadang-gadang banyak pihak sebagai cawapres ideal bagi Jokowi.

Sehingga wajar bila TGB terkesan sungkan menanggapi namanya yang ikut masuk sebagai kandidat cawapres, mengingat ia harus bersaing dengan Mahfud yang usianya jauh lebih senior dibanding dirinya. Meski begitu, bukan berarti TGB tidak memiliki kesempatan yang lebih besar dibanding mantan menteri di era Gus Dur tersebut.

Retorika Entimem TGB

"Tidak setiap tindakan atau emosi yang diungkapkan dapat dikatakan sebagai tindakan yang wajar."

Sebagai seorang filsuf, Aristoteles percaya bahwa setiap tindakan dihasilkan untuk kebaikan manusia atau teleologis. Oleh karena itu, bila tindakan yang dilakukan atau yang diungkapkan akan menyebabkan hal yang sebaliknya, maka tindakan itu menjadi tidak wajar. Untuk mengatasi ketidakwajaran itu, timbullah istilah enthymeme (entimem).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun