Mohon tunggu...
Pinggala Mahardika
Pinggala Mahardika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Gitu aja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tur Kecil-kecilan

1 April 2019   18:23 Diperbarui: 1 April 2019   18:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jadi ya mau ke Pkp? Kirain ngga jadi. Hahahah.", balas Buluk sambil tertawa.

"Eleh eleh, kan kau yang punya ide kok jadi kau yang lupa. Mendingan sekarang kau pulang kerumah terus mandi, siapin barang-barang, abis itu balik lagi kesini. Kami tunggu.", cetus Gembul.

"Okesip mantap boss, laksanakan !", ujar Buluk.

Sekitar setengah jam kami menunggu Buluk. Ketika ia kembali kerumahku, ia telah mengenakan setelan touring, lengkap dengan sepatu bot dan kacamatanya. Ia nampak sangat siap untuk memulai perjalanan. Tepat jam 7.30 pagi, kami meninggalkan Kota Muntok untuk pergi ke Kota Pangkalpinang.

Pagi itu terasa sangat damai. Jalanan seperti bersahabat dengan kami. Matahari memancarkan sinarnya dengan lembut. Namun, perasaanku tetap tak tenang. Aku tetap waspada karena kondisi rem motorku yang sewaktu-waktu dapat rusak kembali.

Perjalanan Mentok-Pangkalpinang kami tempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam. Kami bersyukur karena selama perjalanan kami tidak menemui hambatan yang berarti. Sesampainya di Pangkalpinang, kami langsung menghubungi Madi. Madi yang saat itu masih berada di rumah neneknya, menyuruh kami untuk menghampirinya. Lalu, kami menuju jalan Sungai Selan untuk menuju ke arah Simpang Katis. 

Kami kira daerah Simpang Katis letaknya tidak begitu jauh dari Kota Pangkalpinang, namun dugaan kami salah. Daerah Simpang Katis merupakan bagian dari Kabupaten Bangka Tengah. Membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk bisa sampai ke daerah Simpang Katis. Madi sudah menunggu di dekat Kantor Camat untuk menjemput kami. Jarak dari Kantor Camat ke rumah Nenek Madi juga lumayan jauh.Sesampainya di rumah Nenek Madi, tiba-tiba Buluk langsung menggerutu.

"Kami kira hanya butuh kurang dari 15 Menit untuk bisa sampai kesini, ternyata dugaan kami salah. Sialan kau Madi, hahahah.", cetus Buluk sambil tertawa.

Matahari telah merangkak naik, jam menunjukkan pukul 11.00. Kami dihidangkan santapan makan siang yang leat oleh nenek Madi. Sungguh beruntungnya kami, karena bisa makan siang gratis.   

"Tidak menyesal jauh-jauh kesini ya, hehehehe.", Gembul berkata.

Seusai makan siang, kami tidur siang di rumah nenek Madi. Badan kami sudah terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan, oleh karena itu kami harus mengisi stamina kami agar tidak sempoyongan di jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun