Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ojek Pangkalan Never Die

24 Maret 2017   17:37 Diperbarui: 24 Maret 2017   17:41 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: http://news.okezone.com

Seno memandang telepon cerdas barunya dengan galau. Masih terngiang ucapan kakak perempuan satu-satunya beberapa hari yang lalu,

“Kakak baru-baru transfer sedikit uang di rekening kamu, kemarin ada rezeki karena baru terima bonus karyawan akhir tahun. Tapi jangan dipakai macam-macam duitnya, ya. Ganti HP jadul kamu itu dengan HP 4G, biar sesekali bisa video call sama ibu di sini. Juga bisa buat daftar jadi ojek online, seperti permintaan kamu bulan lalu. Syukur-syukur kamu bisa bantu ibu sama kakak disini. Tapi jangan keenakan ya. Mesti ingat kuliah juga, cari duitnya kalau lagi gak kuliah saja. Jangan suka bolos…”

Yang bikin galau, beberapa jam yang lalu, dia bersama beberapa bapak-bapak sesama ojek  pangkalan kompleks perumahan, baru saja mendengar orasi dari Bang Manto. Bang Manto ini mantan preman yang sekarang jadi semacam ketua ojek pangkalan mereka. Bang Manto bicara panjang lebar bak orator profesional, tapi intinya sebenarnya sederhana saja. Mereka tetap harus memupuk rasa persaudaraan sebagai sesama tukang ojek pangkalan. Jangan pernah kompromi dengan ojek online!

“Kalau ada ojek online dengan radius satu kilometer dari pangkalan, hajar! Setujuuu!??”

Bang Manto mengangkat tangannya tinggi-tinggi sembari memandang kesekelilingnya.

“Setuju….,” lirih Asep. Lalu diikuti Curik dan beberapa yang lainnya. Seno pun ikut-ikutan menyahut.

Sebenarnya yang bikin Seno tidak enak meninggalkan ojek pangkalan adalah Bang Manto cukup berjasa dalam sebagian perjalanan hidupnya, khususnya setahun terakhir ini. Dia-lah yang memasukkan Seno sebagai salah satu anggota ojek pangkalan di situ. Dia jadi bisa ada tambahan biaya kuliah. Lumayan hasil narik untuk bayar listrik kost, atau bayar fotokopian. Dimasukkan jadi anggota ojek pangkalan cuma-cuma lagi, soalnya yang lain mesti bayar. Tapi soal iuran rutin harian Seno tetap wajib setor.

Mereka semua yang narik, diwajibkan menyetor dua ribu rupiah per hari. Iurannya dipegang Bang Manto. Katanya sih uangnya untuk dana bersama, atau buat jaga-jaga jika sewaktu-waktu ada anggota ojek pangkalan yang membutuhkan. Misalnya mau service berat tapi belum ada uang. Biaya service-nya bisa dipinjam dari dana bersama dulu, lalu dicicil sesuai kemampuan.

Selama ini Seno baru merasakan dana bersama itu saat mereka bersama-sama rekreasi ke pantai bersama keluarga. Seno tidak bawa keluarga karena memang di perantauan dia hidup sendiri.

---

Sudah dua hari ini Seno jadi pengemudi ojek online, tapi diam-diam. Rute yang dipilih pun jauh dari lokasi perumahan tempatnya tinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun