Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Gopalagos Berduka

7 Mei 2016   06:51 Diperbarui: 7 Mei 2016   07:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari www.123rf.com

Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Kepergian Sang Guru

-------

Dalam waktu singkat, kabar duka itu diketahui hampir seluruh penghuni Gopalagos. Bagaimanapun juga, Guru Shandong adalah pahlawan bagi kaum sihir maupun bukan, sehingga berita itu benar-benar mengejutkan semua orang. Seorang Guru, seorang pejuang perdamaian, seorang yang memiliki jiwa seluas samudra telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Istana Basalto yang megah seketika berubah menjadi gelanggang duka cita. Para pelayat berdatangan sejak pagi sampai malam hari untuk menyampaikan duka cita yang mendalam.

Dengan sigap Basalto bersama penghuni istana berusaha menjadi tuan rumah yang baik untuk seluruh pelayat. Mereka bahkan menyediakan beberapa kamar untuk mereka yang berasal dari jauh.

Jenazah Guru Shandong dibaringkan di dalam peti istimewa yang terbuat dari bebatuan sejenis pualam. Penutup peti belum dipasang, sehingga tamu yang berdatangan masih bisa memandang tubuh Guru Shandong untuk terakhir kalinya. Peti tersebut diletakkan di tengah aula utama istana.  Tempat itu biasa digunakan untuk menerima atau mengadakan pesta dan perjamuan dengan tamu-tamu istana. Namun kali ini seluruh perabot aula disingkirkan untuk sementara, agar para tamu lebih leluasa.

 Sebagai salah satu tanda duka, lilin-lilin berwarna ungu dan hitam dibiarkan terus menyala sepanjang hari.

Para kenalan, sahabat dan tamu-tamu diberi kesempatan selama tujuh hari sebelum jenazah Guru Shandong dikebumikan. Selama tujuh hari itu, Basalto selalu berada paling dekat dengan peti untuk berjaga bersama Gurunya. Beberapa hari yang lalu ketiga kawannya, Raja-raja kaum sihir juga telah tiba sehingga mereka juga ikut mengitari peti Gurunya.

Sementara itu  para tamu baik yang jauh maupun yang dekat berdatangan silih berganti untuk memberi penghormatan terakhir kepada Guru Shandong.

Kelopak mata Emerald terlihat seperti masih bengkak pertanda telah mengucurkan banyak air mata sebelumnya. Ametys yang biasanya tak bisa berhenti berceloteh, kali ini larut dalam keheningan. Begitu pula Ametys.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun