Memikirkan kejadian tersebut, Tuan Baron tidak bisa tidur dengan pulas. Kalau tidak segera ditangani, dia akan semakin mengalami banyak kerugian.
Di pengujung suatu malam yang sepi, Tuan Baron baru saja hendak membaringkan diri ketika mendengar decit-decit halus di bawah tempat tidurnya. Dia kembali bangun dari tidur untuk menyalakan lampu kamar, lalu menjerit kaget karena kakinya menginjak sesuatu di lantai.
Seekor tikus! Sesaat setelah lampu kamar dinyalakan, Tuan Baron melihat seekor tikus berdiri tidak jauh dari kakinya. Tikus itu loncat dan menerjang kaki Tuan Baron. Tuan Baron kembali menjerit karena tahu-tahu tikus itu menggit ujung jempol kakinya. Darah segar memercik ke lantai.
Kejutannya tidak hanya sampai di situ. Tikus yang barusan menggigit jari kakinya sekonyong-konyong berubah menjadi wujud yang lain, wujud sesosok manusia. Tuan Baron bergidik ngeri, karena melihat sosok jelmaan tikus itu seperti memandang sosok dirinya sendiri di dalam cermin.
Segala sesuatunya berlangsung begitu cepat. Malam itu, tikus-tikus nakal berubah menjadi sosok siapapun yang digigitnya. Pegawai SPBU, sopir mobil tangki, ibu-ibu yang kebetulan melintas.
Dalam hitungan jam, bermunculan manusia-manusia jelmaan tikus-tikus nakal, bahkan para taipan dan tokoh masyarakat ikut menjadi korbannya. Pengusaha, direktur utama, manajer pemasaran, pejabat negara dan manusia-manusia yang lain. Hanya saja, walaupun sudah berubah rupa menjadi manusia-manusia dengan beraneka ragam profesi, kesukaan mereka masih sama. Minyak bumi dan segala produk olahannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI