Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pakaian Seragam

27 Agustus 2021   05:20 Diperbarui: 27 Agustus 2021   05:23 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari freepik.com

Syahdan, manusia terlahir telanjang, polos tanpa sehelai benang pun. Lalu seiring waktu, kulit mereka mulai berkenalan dengan rupa-rupa serat kain dari baju, celana dan pakaian lain yang menutupi tubuh mereka.

Seiring usia, mereka mulai belajar kalau pakaian bukan saja digunakan untuk menutupi tubuh telanjang serta mengenyahkan hawa dingin dan panas, tapi juga menjadi simbol aktualisasi diri. Setelah semakin dewasa mereka menyadari kalau pakaian pun adalah identitas, terutama saat mengenakan pakaian seragam.

Gagah dan necis di antara manusia-manusia berseragam sama, merupakan sebuah kebanggaan.

Tapi sikap itu terusik, setelah muncul seorang cendekiawan dari kelompok yang berbeda seragam di kompleks perumahan sebelah. Cendekiawan itu menyampaikan analisis tentang keburukan-keburukan dari seragam mereka.

Kajiannya selalu ramai dan videonya dinonton oleh banyak pendukungnya.

Muncul cendekiawan kedua dari kelompok yang seragamnya dijelek-jelekan, lalu balas menyampaikan analisis tentang keburukan-keburukan dari seragam kelompok lawannya. Kajian dan videonya pun dinonton oleh banyak pendukungnya.

Semakin tajam kedua cendekiawan beradu analisis, semakin panas telinga dan hati para pendukungnya.

Akhirnya kedua cendekiawan pun dilaporkan ke pihak kepolisian oleh lawan kelompoknya masing-masing. Tuduhannya sederhana, menghina seragam kelompok lain sehingga berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

Polisi berhasil menyerok kedua cendekiawan dan mereka diamankan dalam sel yang sama. Petugas berpikir jeruji besi dapat membuat keduanya merenungkan kesalahan masing-masing. Tapi bukan itu yang terjadi. Mereka malah terus beradu argumen tentang seragam masing-masing di dalam sel, tidak peduli siang atau malam.

Polisi pun mencopot seragam mereka dan menggantinya dengan baju tahanan.

Melihat lawannya memakai baju hina itu, mereka kompak saling mengejek. Karena tidak sudi memakai pakaian itu, mereka pun menanggalkannya dan membiarkan tubuh mereka telanjang tanpa sehelai benang pun.

Saat siang telah berganti dengan malam, udara menjadi dingin menggigit. Hawa dingin mulai menyelinap di antara pori-pori kulit mereka, membuat mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak. Lalu tanpa sadar keduanya mulai saling merangkul dan berpelukan untuk mengenyahkan dinginnya udara malam itu.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun