Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bantu Riset, Modus Kejahatan Seksual Dunia Maya

30 Juli 2020   21:32 Diperbarui: 1 Agustus 2020   01:53 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Sampai sore tadi, "Gilang" masih merajai tangga trending topic media sosial twitter Tanah Air.

Gilang adalah nama seorang mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Namanya jadi viral gara-gara utas yang diunggah pertama kali oleh salah satu akun Twitter, juga seorang mahasiswa di Surabaya tapi masih menyandang status maba (mahasiswa baru).

Secara garis besar utas kicauan bertajuk "Fetish Kain Jarik" berkisah tentang pengalaman si empunya akun (selanjutnya saya sebut X saja untuk menjaga kesopanan) meladeni permintaan demi permintaan Gilang soal bungkus-membungkus yang belakangan baru ketahuan ternyata adalah salah satu bentuk sexual harassment dari Gilang terhadap dirinya.

Mereka awalnya tidak saling kenal. Interaksi mereka bermula setelah mutualan di Instagram (dari utas tersebut diceritakan Gilang yang duluan follow dan meminta X untuk follow back).

Setelah berkomunikasi beberapa lama, Gilang pun meminta tolong X membantu risetnya dengan melakukan beberapa hal yang aneh (membungkus diri dengan kain dan seterusnya). Jadi motivasi awal X melakoni permintaan demi permintaan Gilang sebenarnya murni ingin membantu.

Secara garis besar seperti itu. Untuk melihat lebih detail utas yang dimaksud, silakan main ke twitter dengan mencari kata kunci "Gilang" atau "Fetish Kain Jarik". Mestinya tidak sulit dicari saat ini.  

Selain memang terbilang unik, saya menduga yang membuat kasus ini jadi viral adalah ternyata ada banyak korban lain yang juga punya pengalaman sama dan baru tergerak "bersuara" saat X berkicau di twitter.

Ditambah lagi seleb Karin Novilda (atau lebih dikenal dengan nama Awkarin) menyatakan bersedia membantu X jika harus membawa kasus ini ke ranah hukum.

Saya cukup awam dengan hal-hal seperti ini. Selama ini saya pikir kejahatan seksual lewat dunia maya itu terbatas pada pelecehan visual maupun verbal, mengirimkan gambar-gambar tidak senonoh, menyebarkan informasi pribadi seseorang dengan aneka modus (sextortion dan lain-lain) dan kejahatan lain yang sudah cukup banyak kita kenal.

Selama ini saya juga berpikir orientasi seksual pada objek (di luar manusia) atau lebih terkenal dengan sebutan fetish adalah hal yang sifatnya privilege. Ternyata kedua hal ini bisa terjadi bersamaan. Fetish pada akhirnya bisa jadi sebuah sexual harassment jika ada unsur pemaksaan sekaligus penipuan terhadap korbannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun