Gugusan bintang yang indah menghiasi langit kota. Doren menatap malam yang semarak itu dengan sedih. Perasaan sedih berganti dengan perasaan haru, lalu putus asa dan campuran perasaan-perasaan lainnya.
Gadis berambut panjang itu sedang berdiri di tepi pagar pembatas jembatan. Tepat di bawahnya, belasan meter di bawahnya, terpampang sungai Rhein yang mengering karena kemarau panjang. Batu-batu kali raksasa menyembul di sana-sini. Sepertinya jika dia berhasil menjatuhkan diri, kecil kemungkinan dia akan terpisah dari kematian.
Tapi dia masih hendak menikmati malam ini, malam terakhirnya sepuasnya.
Seorang lelaki berlari dari seberang jalan melintasi jembatan yang lengang seperti kuburan dan berseru kepadanya.
"Doren! Jangan bodoh! Aku mencintaimu ..."
Doren mengangkat tangannya.
"Stop Andre! Jika kamu maju selangkah lagi aku akan memanjat pagar ini dan melompat ke sana," serunya dengan nada penuh emosi.
Andre berhenti tiba-tiba. "Please, Doren. Jangan seperti ini... Aku minta maaf atas perkataan bodohku tadi. Aku --"
"Terlambat, Dre. Keputusanku sudah bulat... Sampaikan sendiri permohonan maafmu pada anak malang ini."
Air mata Doren mengalir deras.
"Aku akan menikahimu, Doren! Segera!"