Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Purnama Terakhir

15 Maret 2019   20:52 Diperbarui: 15 Maret 2019   21:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.timeanddate.com/

Kadang
kita mengabaikan keindahan purnama
sampai langit hitam pekat tanpa bintang
datang.

Kita pun melaknat malam
juga dongeng klasik yang mengikutinya
seolah mereka-lah yang membawa pergi semua cahaya
lalu meninggalkan kita tanpa bahagia.

Aku juga demikian
bisikku pada cangkir kopi yang kehilangan purnama.

Aku tak menyadari indah sebuah senyuman
sampai dia pergi sisakan ruang-ruang hampa dalam hati
pun tak pernah melihat cinta
di balik pertengkaran-pertengkaran kecil yang manis
sampai tak ada lagi yang tersisa
bahkan untuk sebuah tatap mata yang getir.

Kadang
kita mengabaikan keindahan purnama
sampai malam yang suram datang
dan di dalam cangkir kopi
kita telah menghabiskan purnama terakhir.

---

kota daeng, 15 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun