Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Warna Topi Berpikir Anda?

31 Juli 2016   09:28 Diperbarui: 31 Juli 2016   10:35 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: floridacsi.com

Beberapa waktu yang lalu saya bersama beberapa kawan kantor mengikuti pelatihan singkat mengentai Manajemen Konflik yang dibawakan oleh salah satu guru besar Universitas Hasanuddin, Prof. WIM Poli.  Pelatihan bertema Manajemen Konflik ini sebenarnya bukan pelatihan yang asing bagi kami, hanya saja kali ini pendekatannya sedikit berbeda karena dibawakan oleh seorang akademisi dan pakar manajemen.

 Salah satu materi yang dipaparkan adalah bagaimana mengelola konflik yang terjadi pada suasana-suasana formal seperti misalnya pada forum pengambilan keputusan. Dalam suasana seperti itu perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar karena setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda dalam menyikapi masalah dan pemecahannya. Namun dengan mengenali cara berpikir setiap orang, potensi konflik dapat diminimalkan dan peluang pemecahan masalah yang paling baik dapat dimaksimalkan.

Six Thinking Hats atau Enam Topi Berpikir adalah salah satu teori yang menarik untuk kita simak. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Edward de Bono, seorang penulis buku dan pakar psikologi yang berasal dari Malta. Menurut Edward de Bono, ada enam topi berpikir yang biasa digunakan saat manusia menyikapi sebuah permasalahan dan pemecahannya. Setiap dari kita memiliki kecenderungan berpikir yang disimbolkan dengan warna pada topi-topi berpikir tersebut.

Enam topi berpikir ini paling mudah terlihat pada sebuah forum seperti rapat atau pertemuan yang membahas pencarian solusi terhadap masalah-masalah tertentu. Mari kita lihat satu per satu.

Topi Putih

Seperti kertas putih yang polos dan siap untuk menerima warna apapun yang diberikan kepadanya, pemilik topi putih adalah orang yang jeli terhadap informasi. Dalam sebuah forum, pemilik topi putih selalu bertanya dan menggali informasi dan data yang dibutuhkan untuk mengurai permasalahan. Tidak selalu harus berujung kepada kesimpulan atau analisis, tapi mereka cukup puas menerima informasi-informasi dari orang lain.


Topi Kuning                          

Pemilik topi kuning adalah orang-orang yang selalu optimis. Dalam memandang permasalahan dan solusi-solusi yang mungkin dihasilkan, mereka selalu menyorot sisi manfaat dan alasan-alasan mengapa solusi tersebut harus dilaksanakan.

Topi Hitam

Sebaliknya, pemilik topi hitam adalah mereka yang memandang solusi secara kritis malah cenderung negatif. Jika ada alternatif solusi yang dihasilkan mereka adalah orang pertama yang menemukan resiko atau peluang kegagalan dari kiat-kiat tersebut. Misalnya: biaya yang terlalu mahal, resiko yang terlalu besar, ada kebijakan-kebijakan yang tidak sejalan dan seterusnya.

Topi Merah

Jika ada orang yang senang menggunakan intuisi atau membuat pernyataan tanpa merujuk kepada data-data yang ada, hampir bisa dipastikan mereka adalah orang-orang bertopi merah. Pemilik topi ini cenderung menggunakan perasaan atau feeling. Jika mereka merasa klop dengan sebuah ide, mereka mendukung habis-habisan ide tersebut. Begitu pula sebaliknya. Memang, seringkali pernyataan-pernyataan intuitif lahir dari pengalaman. Tapi bagaimanapun juga, data adalah bagian penting dari pengambilan keputusan sebuah organisasi.

Topi Hijau

Pemilik topi hijau adalah orang-orang yang cenderung berpikir out of the box. Mereka enggan mengikuti jalur berpikir mainstream dan selalu mencari cara-cara berpikir atau bekerja yang baru. Orang-orang kreatif dalam sebuah tim kerja pada umumnya adalah pemilik topi hijau ini. Pernyataan mereka bisa jadi pendapat yang melawan arus atau ide yang selama ini belum pernah terpikirkan.

Topi Biru

Pemilik topi biru adalah mereka yang lebih tertarik kepada tahap-tahan kerja dan prosedur-prosedur dalam menghadapi masalah. Pada sebuah rapat mereka memberi perhatian kepada proses-proses pengambilan keputusan dan tindak lanjut dari keputusan-keputusan tersebut. Oleh karena itu pemilik topi biru cenderung reflektif dan mampu berpikir secara komprehensif, sehingga mereka sesuai untuk memimpin jalannya rapat.

Nah, setelah menyimak aneka warna topi berpikir ini, kita mulai dapat mengenali warna topi berpikir masing-masing. Bagaimana kecenderungan kita saat menyikapi sebuah permasalahan ketika berdiskusi atau rapat bersama kolega dan orang-orang di sekitar kita?

Cara berpikir dan sikap yang dominan muncul kemungkinan besar adalah warna topi berpikir kita. Tapi  mengganti-ganti topi berpikir sangat dimungkinkan.

Mengenali topi berpikir diri sendiri lalu mengenali topi berpikir orang lain penting untuk membantu kita dalam sebuah pengambilan keputusan. Saat rapat berjalan terlalu mulus dan kelihatan semua orang sedang sependapat pada suatu masalah, anda bisa saja mengganti topi berpikir menjadi topi merah untuk melihat resiko-resiko yang terjadi dan mengajak forum berpikir lebih kritis.

Atau jika rapat deadlock, anda bisa mengganti topi berpikir dengan topi kuning untuk membangkitkan mood peserta rapat atau topi hijau untuk mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah yang baru.

Jika anda didaulat menjadi pemimpin rapat, sebaiknya mengenakan topi biru untuk mengawal jalannya lalu lintas diskusi dan jangan lupa mengenali warna topi-topi peserta rapat agar anda dapat menyimpulkan pemikiran mereka dengan tepat. Dengan mengenali topi berpikir ini, perbedaan pendapat adalah sarana untuk menguji keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam pengambilan keputusan nantinya.

Selamat berakhir pekan dan Salam Kompasiana (PG)

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun