Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

"Berburu" Peluang Bisnis Wisata di Tengah Erupsi Gunung Agung

11 Desember 2017   16:31 Diperbarui: 11 Desember 2017   16:40 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengalaman Mumpuni di Wisata Alam

Bisnis wisata ini sebetulnya digeluti dengan sangat serius. Dilatarbelakangi hobi saat muda, Mudi muda mengembangkan bisnis wisata alam hingga menjadi salah satu referensi pemandu yang diperhitungkan oleh para turis asing dan juga perusahaan jasa travel lain.

Di samping itu, Mudi sangat mengenal medan seputar Gunung Agung. Pria yang lahir 43 tahun lalu itu tumbuh di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, yang berjarak sekitar 5 km dari kawah atau berada pada kawasan rawan bahaya (KRB) III.

Mudi mengatakan bahwa ada 4 jalur utama menuju Gunung Agung. Salah satu dari keempat jalur itu dibuka oleh dirinya. Mudi sebetulnya tidak hanya seorang pemandu, tetapi dia juga mendesain untuk trekking. Dia telah membuat dua trek, satu di desanya dan satu lagi yang menjadi bagian dari keempat jalur utama tadi, yaitu melalui Yah Kurin di Desa Bebandem.

"Satu jalur melalui Besakih, satu jalur lagi Pasarangeng Sebudi, kemudian KATA atau Yah Kurin dan Berbes."

Melalui jalur yang didesain olehnya, Mudi dan rekan sebisnis kemudian membentuk KATA. ini merupakan kepanjangan Karangasem Trekker Association yang juga melibatkan kelompok pemuda dari desa yang berada di sekitar gunung. Dia memberdayakan beberapa pemuda untuk menjadi guidedan bergerak di bisnis ini.

Bisnis wisata alam memberikan kesejahteraan yang selalu disyukuri oleh Mudi. Penghasilannya cukup lumayan, untuk satu paket perjalanan per orang dikenakan biaya sekitar 85 dolar Amerika. Kala itu, setiap harinya dia dengan tim selalu dipenuhi pesanan perjalanan wisata alam. Pria yang hobi mengkonsumsi ikan ini dibantu oleh 4 sopir dan 4 pemandu dalam menjalankan bisnis wisata alam. Mereka merupakan pegawai freelance dan menjadi orang kepercayaan Mudi.

Hal yang menarik mengenai bisnis wisata yang dijalankan, khususnya dengan tujuan Gunung Agung, Mudi menjadi teman diskusi untuk memahami konteks budaya dan religi setempat. Dia sangat paham betul mengenai konteks budaya setempat karena dia memang berasal dari lereng Gunung Agung.

Dia pun memahami bahwa Gunung Agung memiliki kekuatan magis sehingga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh siapa saja yang ingin mendaki Gunung Agung.  Mudi mencontohkan apabila ada yang melanggar Cuntaka atau Sebel, orang itu tidak akan mampu berjalan. Mereka yang diwajibkan mengikuti acara adat, atau perempuan yang sedang mengalami masa haid, membawa makanan babi atau sapi tidak diperkenankan selama mendaki.  Mudi selalu memberitahukan beberapa hal tadi kepada para turis yang dipandunya.

Awal Mula Gabung dengan Orari

Ketertarikan ke dunia radio komunitas diawali ketika dia mengetahui seorang turis yang berasal dari Rusia tersesat di Gunung Agung. Mudi menceritakan bahwa turis tadi telah menghubungi salah satu teman sebelum akhirnya hilang kontak. Informasi segera tersebar dan Mudi mendapati informasi itu sehingga terdorong untuk ikut terlibat dalam operasi pencarian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun