Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilpres 2019, Pancasila Vs Khilafah?

3 April 2019   03:45 Diperbarui: 3 April 2019   03:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dok. Alex Palit

Benarkah Pilpres 2019 adalah pertarungan antara ideologi Pancasila dengan khilafah?

Sampai segitunya, demi kepentingan politik pragmatis, ada yang sengaja mencoba menjustifikasi bahwa kontestasi Pilpres 2019 adalah pertarungan antara ideologi Pancasila dengan khilafah.

Pastinya semua ini tidak lepas dari tendensi politik yang dengan sengaja digulirkan demi kepentingan politik pragmatis atas lawan politiknya.

Dan secara kasat mata jargon ini digulirkan sedemikian rupa oleh elit politik sampai untuk mendiskreditkan kubu No.02, Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno.

Segala narasi coba dibangun dan digoreng sedemikian rupa terutama untuk mendiskredikan Prabowo dengan tudingan bahwa ulama atau kelompok Islam garis keras berada di belakang pasangan No.02.

Arah politiknya sederhana, yaitu membangun image anti Prabowo. Jangan pilih Prabowo, karena Prabowo bla bla bla dengan ideologi khilafah.

Lalu disebutkan pula bahwa kontestasi Pilpres 2019 antara Jokowi -- Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno adalah pertarungan antara ideologi Pancasila dengan khilafah.

Mungkin ini salah satu cara, di antara cara-cara penghalalan segala cara akal bulus lainnya, yang sengaja dipakai lawan politik Prabowo untuk menghadang dan menjegal mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad ini memenangi Pilpres 2019.

Di sini atau di tulisan ini saya sengaja tidak ingin terjebak pada perang narasi dalam hal ini. Karena buat saya semua itu tak lebih dari permaianan kepentingan politik pragmatis untuk memenangi Pilpres 2019.

Justru di sini, saya hanya diingatkan pada sebuah buku "The Fall of The Khilafah" tulisan Eugene Rogan, yang begitu detail mengulas keruntuhan Khilafah Utsmaniyah.

Tidak semudah itu, tidak semudah seperti kita membalik tangan untuk mendirikan negara berbasis kekhilafahan. Apalagi kita sudah punya ideologi Pancasila.

Pancasila harga mati tegas capres Prabowo Subianto yang ia sampaikan di Debat Capres IV.

Terkadang kita ini naif. Kita dengan begitu mudahnya teriak-teriak khilafah khilafah, tapi ketika ditanya apakah sudah pernah membaca buku "The Fall of The Khilafah"? Belum, jawabnya sambil plonga-plongo.

Begitu hal dengan penyebutan bahwa Pilpres 2019 sebagai pertarungan antara ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah adalah propaganda politik yang sengaja digulirkan dengan kepentingan politik pragmatis.

Hari ini rakyat sudah makin dewasa, cerdas dan kritis dalam menyikapi segala bentuk narasi politik yang masuk akal dan tidak masuk akal sehat.

Hari ini rakyat sudah makin dewasa, cerdas dan kritis dalam memilah dan memilih untuk tentukan pilihan mana sejatinya capres -- cawapres yang punya gagasan visioner mau dibawa ke mana Indonesia lima tahun ke depan. Semoga!

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun