Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Gereja Katolik yang Menyembuhkan Luka Papua

9 Juni 2022   05:40 Diperbarui: 9 Juni 2022   05:45 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus." (Matius 28:19)

Titik tolak sejarah Gereja Katolik adalah Pribadi Yesus, Putera Allah. Di dalam dan melalui Yesus, kita mengenal, mengetahui dan menjadi akrab dengan Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus.  

Ketika kita berbicara dan berefleksi tentang Gereja dan sejarahnya, kita sebenarnya sedang masuk ke dalam sejarah (misi) penyelamatan umat manusia dan alam semesta, yang diemban dan diwartakan oleh Yesus. Karena itu, kita perlu mengenal lebih dalam, siapa itu Yesus dan apa visi-Nya?

Kekinian, dalam konteks sejarah misi Gereja Katolik di Papua, bagaimana Gereja Katolik melihat Papua secara utuh (manusia, budaya, alam dan leluhur Papua)? Apakah visi Yesus, yaitu Kerajaan Allah sungguh-sungguh telah diterapkan/diwujudkan oleh para pengikut-Nya di tanah Papua? Bagaimana upaya Gereja Katolik dalam "memeluk dan mengobati" Papua  yang sedang menderita dan terluka saat ini?

Yesus, Allah yang Mengosongkan diri dan Menjadi Manusia (bdk Filipi 2:1-11)

Yesus, Putera Allah menjadi Manusia, bermula di rahim Maria-mengungsi ke Mesir-dibaptis oleh Yohanes-penolakan tua-tua adat, pemuka agama Yahudi-mencuci kaki para murid-menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya-Getsemani-Salib-Kubur-bangkit mulia!

"Jangan takut hai Maria, sebab engkau akan beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi." (Matius 1:31-32). 

Ia lahir sebagai manusia rapuh di sebuah kandang ternak di Betlehem (bdk Lukas 2:1-20) dan langsung menjadi pengungsi. Ia mengungsi ke Mesir (bdk Matius 2:13-15).

Pada saat memulai karya-Nya, Yesus meminta diri-Nya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Pada saat keluar dari air, terdengar suara dari sorga, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan." (Matius 3:17). 

Di atas gunung, bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, Yesus berubah rupa, wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Dalam peristiwa transfigurasi itu, terdengar pula suara dari awan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (bdk Matius 17:1-13                                                                                                                                                                                                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun