Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Gereja Papua Harus Bertobat

23 Desember 2021   16:39 Diperbarui: 23 Desember 2021   16:41 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah tidak berjalan dan pelayanan kesehatan tidak ada bukan menjadi urusan gembala! Ironis, sebab gembala mewartakan Tuhan Allah yang mahabaik, sambil mengabaikan kebutuhan dasar warga jemaat!

Kekinian, ada kesenjangan lebar antara gembala dan kawanan domba! Tengoklah  dan lihatlah hidup Uskup, Pastor dan Pendeta di kota-kota di tanah Papua! Apakah mereka memiliki hati solider dan empati pada penderitaan jemaat, warga Gereja orang Papua? Mereka hidup di istana dan rumah megah sambil melupakan warga Gereja yang miskin, sakit, melarat dan tertindas!

Gembala-gembala mempraktekan gaya hidup mewah di atas penderitaan orang asli Papua. Sebenarnya, Uskup, Pastor dan Pendeta di tanah Papua menjadi gembala untuk siapa? 

Apakah mereka menjadi gembala untuk orang asli Papua atau untuk siapa? Mengapa mereka menikmati kemewahan dunia ini sambil mengabaikan manusia orang asli Papua yang telah mereka baptis itu?

Penderitaan orang Papua semestinya menggerakan hati para gembala untuk memberikan teladan pertobatan sejati! Bahwa penderitaan orang Papua menjadi pintu untuk merajut pertobatan Gereja Papua. 

Pada titik ini, para gembala harus memberikan keteladanan pertobatan yang nyata dalam tindakan keberpihakan, hidup sederhana dan mau membangun sikap simpati, empati dan bersolidaritas dengan orang asli Papua yang sedang menderita!

 

Gereja Papua, Bertobat dan Memperbarui Diri

Ada pepatah kuno bilang, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari!" Gembala selalu menjadi panutan, contoh, model dalam mengikuti Tuhan Yesus. Sebab, gembala yang membawa domba-domba kepada Tuhan Yesus. 

Maka, pertobatan sejati semestinya diperlihatkan pertama-tama oleh para gembala. Keteladanan hidup para gembala menjadi kunci sukses pewartaan kabar baik bagi orang Papua. 

Bagaimana keteladanan para gembala di tanah Papua selama ini? Apakah mereka sungguh-sungguh telah menjadi saksi hidup Yesus, yang lahir di kandang Betlehem, mengungsi ke Mesir, mencuci kaki para murid, menyerahkan diri dalam perjamuan, menderita dan disalibkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun