Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Generasi Asmat dalam Pusaran Badai HIV-AIDS

5 Februari 2020   14:49 Diperbarui: 6 Februari 2020   10:59 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi HIV-AIDS bersama Mama-Mama kader Posyandu kampung Saw, Jumat, (24/01/2020). | Foto: Dokumentasi Pribadi

Apakah Mama melahirkan anak-anak untuk menyaksikan mereka mati karena terinfeksi HIV-AIDS? Apakah Mama melahirkan anak-anak untuk menyaksikan mereka mengonsumsi Miras? Apakah Mama melahirkan anak-anak untuk menyaksikan mereka melakukan seks bebas? Kita sepakat: tidak!

Mama tidak melahirkan anak-anak dan menghendaki mereka mabuk, narkoba, seks bebas dan mati sia-sia karena HIV-AIDS. Mama selalu bertekuk lutut dan berdoa supaya anak-anak yang dilahirkannya menjadi pribadi yang berintegritas. Mama menghendaki anak-anaknya "menjadi orang besar" yang membanggakan Mama dan segenap keluarga.

Dalam konteks pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, perlu melibatkan Mama-Mama. Sebab, di Asmat, Mama memiliki peran penting. Mama pergi ke dusun, menjaring ikan, mencari kayu bakar dan lain-lain.

Mama juga memasak dan mencuci pakaian. Pada malam hari, Mama akan memasak makanan untuk keluarga. Pada kesempatan itulah, di saat membagi-bagi makanan, Mama bisa memberikan nasihat kepada anak-anak di dalam keluarganya. Mama-Mama juga bisa mengingatkan Bapa-Bapa supaya tidak pergi ke warung di Jalan Muyu Kecil di Agats.

Di Asmat, ada Mama-Mama yang terlibat di Gereja: Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Persekuan Wanita (PW). Di pemerintahan kampung, ada Mama-Mama yang terlibat di PKK. Ada pula Mama-Mama yang menjadi kader Posyandu. Mama-Mama ini memiliki kemampuan untuk berbicara kepada kelompoknya masing-masing tentang bahaya HIV-AIDS.

Karena itu, Mama-Mama yang aktif di Gereja, di PKK dan komunitas-komunitas lainnya perlu digerakkan supaya berbicara tentang HIV-AIDS di komunitasnya masing-masing bahkan bisa ke komunitas masyarakat yang lebih luas, misalnya di lingkungan RT.

Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, peran Mama-Mama tidak bisa diabaikan. Sebab, Mama-Mama memiliki hubungan batin yang erat dengan anak-anak dan Bapa-Bapa. Karena itu, pemerintah, Adat dan Gereja perlu membuka ruang bagi Mama-Mama untuk terlibat penuh dalam seluruh proses pencegahan HIV-AIDS di Asmat.

Mama-Mama perlu terlebih dahulu mendapatkan pelatihan tentang HIV-AIDS. Melalui materi pelatihan yang diberikan, mereka memahami informasi dasar HIV-AIDS: apa itu HIV-AIDS, bagaimana cara penularannya? Bagaimana cara pencegahannya? Sesudahnya, Mama-Mama bisa mulai memberikan informasi tentang HIV-AIDS mulai dari dalam keluarga sampai ke lingkungan yang lebih luas.

Mama merupakan pemelihara kehidupan. Awal mula kehidupan terjadi di dalam rahim Mama. Demikian halnya, seluruh perjalanan hidup manusia senantiasa berada dalam perlindungan Mama.

Maka, seluruh upaya pencegahan HIV-AIDS di Asmat wajib melibatkan Mama. Pada Mama, ada kehidupan. Pada Mama pula kita meletakkan harapan besar bahwa mata rantai HIV-AIDS di Asmat bisa diputuskan. Dengan demikian, orang Asmat bisa hidup damai sejahtera seperti sediakala tanpa takut pada virus mematikan ini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun