Orang Asmat di kampung-kampung membutuhkan PPL yang mau pergi tinggal dan mendampingi mereka teknik praktis bercocok tanam. Kenyataan saat ini, ada PPL ke kampung-kampung, tetapi tidak terlibat mendampingi masyarakat bercocok tanam.
Misalnya, PPL di kampung Ayam, distrik Akat yang tidak memiliki kebun sayur. Padahal, masyarakat di Ayam bercocok tanam sayur-mayur. Bagaimana PPL bicara pertanian tanpa ada bukti kebun sayur di pekarangan rumahnya?
Sampai saat ini, orang Asmat masih merindukan kedatangan tenaga guru, tenaga medis, dan petugas pertanian di kampung-kampung di pelosok Asmat.Â
Orang Asmat masih berharap akan datangnya orang-orang baik yang dapat membantu mereka supaya menjadi cerdas, sehat, dan memiliki kebun.Â
Harapan itu mereka letakkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah Kabupaten Asmat dan pemerintah pusat di Jakarta.Â
Semoga pemerintah mendengarkan harapan orang Asmat dan lekas mengirim tenaga guru, dokter, mantri, bidan, PPL pertanian ke kampung-kampung di pelosok Asmat.Â
Dengan demikian, orang Asmat dapat mengalami kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian demi kesejahteraan hidup mereka saat ini dan pada masa yang akan datang. [Agats, 4-12-2019; 21.45 WIT]