Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keluarga Menjadi Fokus Pelaksanaan Musyawah Pastoral ke-5 Keuskupan Agats

3 Oktober 2019   09:40 Diperbarui: 3 Oktober 2019   09:43 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Panitia Muspas ke-5 Keuskupan Agats, Pastor Innocentius Retobjaan, Pr memimpin rapat persiapan pelaksanaan Muspas, 7-13 Oktober 2019. Dokpri.

"Gerak pastoral kita lima tahun ke depan akan membahas keluarga sebagai panggilan. Kapan kita mulai berperan dalam pelayanan kita terhadap keluarga-keluarga? Saya rasa kalau mau menempatkan keluarga dalam lingkup yang luas mesti diawali dengan katekese orang muda yang erat kaitan dengan kasih yang akan menjadi nyata di dalam hidup berkeluarga," tutur Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM, pada Rabu, (28/08/2019).

Cuaca di kota Agats cerah. Puluhan petugas pastoral Keuskupan Agats mendatangi aula pusat pastoral keuskupan Agats yang terletak di kompleks misi Katolik Agats. 

Para petugas pastoral yang berkumpul merupakan panitia pelaksana Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Agats ke-5, yang akan berlangsung di Agats, pada 7-13 Oktober 2019. Di antara para peserta yang datang, hadir pula Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM.

Suasana persaudaraan mewarnai perjumpaan di antara pelayan Tuhan di tanah lumpur Asmat ini. Mengawali rangkaian kegiatan, fasilitator pertemuan, yang juga ketua panitia Muspas, Pastor Innocentius Retobjaan Pr meminta Pastor Antonius Tjokro Pr memimpin doa. 

Untaian doa memohon penyertaan Allah dalam pertemuan ini pun terungkap dari imam Allah yang kini menjadi sekretaris keuskupan Agats ini.

Usai doa, Pastor Ino, sapaan ketua Tim Pastoral Keuskupan Agats yang bertindak sebagai fasilitator ini meminta kesediaan Mgr. Aloysius Murwito OFM memberikan arahan terkait persiapan, tujuan dan fokus dalam pelaksanaan Muspas Keuskupan Agats ke-5 ini.

Uskup kaum papah di tanah lumpur Asmat ini mengawali arahannya dengan memberikan keterangan bahwa Muspas ke-5 pada 7-13 Oktober 2019 ini akan melibatkan perwakilan umat dari paroki dan kuasi paroki. Selain itu, peserta Muspas juga berasal dari kelompok kategorial dan para mitra yang bekerjasama dengan Keuskupan Agats.

"Kita perkirakan peserta yang akan hadir berjumlah 220 orang akan berkumpul di ruangan ini untuk membicarakan gerak pastoral  lima tahun ke depan.  Pertemuan ini sangat penting untuk membangun strategi berkaitan dengan tema yang akan dibahas yaitu terkait pastoral keluarga," tutur Uskup yang ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Agats, pada 15 September 2002 ini.

Ia menjelaskan bahwa Muspas Keuskupan Agats telah dilaksanakan sebanyak empat kali sejak tahun 1979. "Muspas pertama tahun 1979 membahas tema 'bersatu di dalam Kristus'. Muspas kedua tahun 2001, tidak menyinggung keluarga, tetapi melahirkan prinsip lima perahu. 

Pada Muspas ketiga, tahun 2007, saya telah menjadi Uskup. Pada waktu itu menggunakan metode analisis sosial (ansos) yang menghasilkan tujuh masalah pokok di tengah kehidupan orang Asmat.  

Muspas keempat tahun 2012 menitikberatkan pada komunitas basis (kombas) tetapi tidak dikawal dengan baik, tidak ada monitoring sehingga hasilnya tidak terlalu tampak. Memang, kombas lebih cocok untuk daerah perkotaan; tidak mudah bagi daerah pedalaman," jelasnya.   

Uskup yang pernah menjabat provinsial persaudaraan fransiskan provinsi St. Michael Indonesia ini mengatakan bahwa  dalam Muspas kelima ini, seluruh peserta Muspas akan memberikan perhatian pada keluarga sebagai lembaga yang diakui oleh adat dan disucikan oleh Gereja. 

Bahwa dalam seluruh permenungan selama Muspas, para peserta yang berasal dari paroki-paroki dan kelompok kategorial akan  merefleksikan panggilan dan perutusannya sebagaimana sabda Tuhan, 'tidak baik manusia sendirian saja.' 

Bagaimana membangun keluarga yang bahagia bersama dengan istri dan suami? Bagaimana kebahagiaan keluarga mengalir dalam terang Tuhan? Karenanya, kita akan memberikan perhatian khusus pada keluarga sebagai lembaga yang mempunyai cita-cita membangun kebahagiaan melalui pasangan suami-istri dan anak-anak.

"Gerak pastoral kita lima tahun ke depan akan membahas keluarga sebagai panggilan. Kapan kita mulai berperan dalam pelayanan kita terhadap keluarga-keluarga? Saya rasa kalau mau menempatkan keluarga dalam lingkup yang luas mesti diawali dengan katekese orang muda yang erat kaitan dengan kasih yang akan menjadi nyata di dalam hidup berkeluarga," jelas Uskup kaum papah ini.

Uskup Alo menambahkan bahwa Muspas yang akan berlangsung selama enam hari itu akan mengangkat bagaimana keluarga-keluarga dipersiapkan menghadapi kenyataan hidup. 

Kita mau bersama-sama masuk di dalam suka dan duka hidup keluarga. Bagaimana suka dan duka keluarga-keluarga yang terjadi dalam hidup sehari-hari? Kita bertukar pikiran supaya keluarga-keluarga yang bermasalah bisa didampingi sebelum dan sesudah pernikahan.

"Rencana jangka panjang, selama lima tahun ke depan, kami mengharapkan pikiran, hati, gerak pastoral bersama. Maka, kami mengundang kita untuk hadir, bertukar pikiran, apa yang mesti kita lakukan dengan membagi tugas, sehingga hajatan keuskupan Agats ini bisa berjalan dengan baik dan lancar dan menghasilkan pegangan yang bisa dipakai untuk pelayanan kita. 

Kita ingin mendapatkan pegangan yang berfokus pada keluarga selama lima tahun ke depan. Kita akan mengundang pastor John Prior untuk memfasilitasi pertemuan kita untuk lima tahun ke depan itu," tutur Uskup Alo mengakhiri arahannya.

Peserta Muspas

Ketua Panitias Muspas, Pastor Ino mengatakan bahwa waktu pelaksanaan Muspas semakin dekat sehingga panitia harus bekerja ekstra mempersiapkan segala kelengkapan sehingga pelaksanaan Muspas dapat berjalan lancar sesuai rencana.

"Tanggal 16 Agustus 2019, kami sudah bahas kepanitiaan. Kami sudah susun seksi-seksi dalam panitia. Hari ini, kita akan membahas kegiatan masing-masing seksi. Kita punya waktu singkat, hanya satu bulan dan dua minggu," tutur Pastor yang kini menjabat sebagai Pastor Paroki Kristus Raja Mbait ini.

Terkait peserta Muspas, dalam rancangan panitia, diperkirakan hadir 200 lebih peserta yang berasal dari empat belas paroki dan tiga kuasi paroki. "Kita putuskan bahwa peserta yang hadir dalam Muspas nanti, kuasi paroki yang jumlah stasi di bawah lima stasi mengirim 5 orang peserta. 

Paroki yang memiliki 5-10 stasi mengirim peserta sebanyak 10 orang. Sedangkan Paroki yang jumlah stasi lebih dari 10 stasi mengirim 15 peserta," tutur Pastor Ino menegaskan keputusan peserta yang hadir dalam pertemuan ini.

Pastor Ino menambahkan bahwa sesuai hasil rapat dewan Keuskupan Agats, peserta yang hadir dalam Muspas perlu memperhatikan keterwakilan kelompok perempuan dan orang muda Katolik.

Sementara itu, Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM mengatakan bahwa peserta yang hadir merupakan tanggung jawab Pastor paroki untuk menentukannya. "Pastor paroki silakan membuat kebijakan untuk peserta yang mengikuti Muspas," tuturnya.   

Selain peserta dari paroki-paroki di keuskupan Agats, Muspas ke-5 ini, akan diikuti pula oleh komunitas religus yang berkarya di keuskupan Agats yaitu OSC, OFM, TMM, PRR, KFSL. Selain itu melibatkan juga kelompok karya keuskupan Agats seperti balai pengobatan Bayun, Yayasan Alfons Suwada serta seluruh karyawan keuskupan Agats.

Buku Panduan Muspas

Panitia Muspas ke-5 keuskupan Agats juga akan menyediakan buku panduan pelaksanaan Muspas. Buku panduan berisi pengantar dari Uskup keuskupan Agats, latar belakang pelaksanaan Muspas dan rekam jejak perjalanan persiapan menuju Muspas.

"Buku panduan Muspas ini akan diberikan kepada setiap peserta yang hadir supaya mereka memahami proses Muspas ini," tutur Pastor Hendrik Hada Pr menjawab pertanyaan Pastor Bobi terkait peruntukan buku panduan Muspas ini.

Perlengkapan dan Akomodasi

Para peserta Muspas umumnya berasal dari kampung-kampung di wilayah keuskupan Agats. Peserta dari paroki-paroki akan tiba pada tanggal 7 Oktober 2019, siang hari. "Hari Minggu, Pastor dan peserta dari Paroki ikut misa dulu di paroki masing-masing. Kita harapkan Pastor dan peserta mulai datang ke Agats tanggal 7 Oktober, siang hari," tutur Pastor Ino.

Panitia akan menyediakan makan mulai tanggal 7 Oktober 2019, siang hari. "Jadi, panitia akan menyiapkan makan untuk peserta Muspas dari kampung-kampung mulai tanggal 7 Oktober 2019, siang hari. Kemudian, pada saat pelaksanaan Muspas, peserta akan makan siang dan makan malam, termasuk snak pada pagi dan sore hari. 

Khusus untuk makan pagi, para Pastor paroki akan berkoordinasi dengan seksi konsumsi untuk mengatur sarapan pagi bagi para peserta. Panitia juga masih menyediakan makan sampai dengan hari Senin, 14 Oktober 2019, siang hari," tambah Pastor Ino menegaskan kesepakatan panitia Muspas yang hadir. 

Terkait konsumsi selama Muspas, koordinator seksi konsumsi, Sr. Aloysia OSU mengatakan bahwa dirinya telah  berkoordinasi dengan ibu-ibu WKRI Katedral Salib Suci Agats dan WKRI Kristus Raja Mbait. 

"Kami akan masak di kantor PSE, tapi perlu minta ijin terlebih dahulu ke ketua komisi PSE. Sedangkan untuk tenaga masak, saya sudah bicara dengan ibu-ibu WKRI. Mereka sudah setuju. Kita perlu putuskan besarnya anggaran dan diskusi dengan mereka lagi," tutur Sr. Aloysia OSU.

"Saya pikir supaya peserta mendapatkan makan yang sama, dalam rapat kami putuskan bahwa makanan kotak saja. Selain lebih praktis, peserta juga tidak lama mengantri untuk ambil makanan. Jadi, acara pembukaan dan penutupan makan presmanan, sedangkan untuk makan pada hari-hari Muspas pakai kotak," tutur Pastor Bavo dan disetujui oleh panitia yang hadir dalam rapat persiapan ini. 

Terkait penginapan, panitia telah memutuskan bahwa peserta akan menginap di asrama-asrama Katolik yang ada di Agats. Asrama-asrama tersebut meliputi, asrama putra Yan Smit, asrama St. Martinus de Pores dan asrama putri, St. Theresia. Selain itu, peserta juga akan menginap di gedung taman baca SEKAMI keuskupan Agats.

"Kita maksimalkan gedung atau rumah-rumah milik keuskupan yang ada untuk peserta menginap. Kita minta peserta membawa peralatan tidur seperti tikar dan peralatan mandi, sabun dan lain-lain," tutur Pastor Hendrik.

Sedangkan terkait transportasi untuk peserta dari paroki-paroki ke Agats untuk mengikuti Muspas akan diatur oleh masing-masing Pastor paroki. 

"BBM dan transportasi akan diurus oleh masing-masing Pastor paroki, tetapi Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu disiapkan oleh Los Misi untuk mengantisipasi jangan sampai pada saat pelaksanaan Muspas kita kekurangan BBM," saran Mgr. Aloysius Murwito OFM.

Perayaan selama Muspas

Proses pelaksanaan Muspas ke-5, 7-13 Oktober 2019 akan diawali dengan perayaan Ekaristi pembukaan di aula pastoral keuskupan Agats pada pukul 17.00 WIT. sedangkan pada hari-hari Muspas, setiap pagi akan diawali dengan ibadah pagi pada pukul 07.30-08.00 WIT. Sedangkan pada sore hari, pukul 18.30 WIT dilaksanakan perayaan Ekaristi.

Sedangkan perayaan penutupan Muspas akan dilaksanakan di Katedral Salib Suci Agats, pada hari Minggu, 13 Oktober 2019, pukul 08.00 WIT.  

"Saya minta supaya seksi liturgi tetap memperhatikan aspek budaya dalam perayaan selama Muspas ini," tutur Pastor Ino mengingatkan Pastor Efron Lumban Gaol OSC selaku koordinator seksi liturgi panitia Muspas.

Mengakhiri pertemuan, Pastor Ino menegaskan kembali bahwa pertemuan lanjutan dengan agenda pembahasan RAB masing-masing seksi akan dilaksanakan pada Sabtu, (31/08/2019). Ia mengharapkan setiap seksi segera mempersiapkan RAB supaya dibahas secara bersama-sama dalam pertemuan tersebut.

Sekedar diketahui bahwa panitia Muspas keuskupan Agats ke-5, 7-13 Oktober 2019 terdiri atas Pelindung, Uskup keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM, Penanggungjawab sekaligus Ketua Panitia dipegang oleh Ketua Pusat Pastoral Keuskupan Agats, Pastor Innocentius Retobjaan Pr, Sekretariat, Pastor Hendrik Hada Pr.

Sedangkan seksi-seksi dalam kepanitaan Muspas tersebut meliputi seksi acara, Pastor Paul Buarlele Pr, Sr. Veronika Widiyastuti PSA dan Florentina Bifae; seksi perlengkapan dan akomodasi, Atus dan Dave Rahawarin; seksi konsumsi, Sr. Aloysia OSU;  seksi liturgi, Pastor Efron Lumban Gaol dan Sr. Stanisla FSGM; seksi publikasi dan dokumentasi, Pastor Joko, John Ohoiwirin; seksi humas, Toni Sarkol dan Jolen Jomilena, seksi transportasi, Alo dan Tim Los Misi. Sedangkan untuk notulis dipercayakan kepada Diakon Lorens dan Diakon Ino Nurmalay.

"Khusus untuk stering comitee, sesuai SK Uskup, dipercayakan kepada Pastor Ketua Wilayah yaitu Pastor Bavo Felndity Pr, Pastor Hendrik Hada Pr, Pastor Willem Bungan OFM dan Pastor Gratianus Bobby Harimaipen OSC," tutur Pastor Hendrik Hada, Pr sesuai SK yang telah diterbitkan Uskup keuskupan Agats.[ sekretariat panitia Muspas_Pit]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun