Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berjuang Melawan AIDS di Lumpur Asmat

29 Oktober 2018   14:40 Diperbarui: 29 Oktober 2018   14:54 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Daniel dari RSUD Agats sedang memberikan materi HIV dan AIDS kepada siswa/i SMP dan SMA di kota Agats bertempat di SMA YPPGI Agats, Sabtu, [27/10]. Dokumentasi Pribadi.

Cuaca di kota Agats cerah. Matahari memancarkan sinarnya. Kota Agats tampak lengang karena hari libur. Meskipun demikian, aktivitas warga berjalan normal. Motor listrik melintasi jalan komposit silih berganti. Sedangkan di pelabuhan Agats, KM Tatamailau sedang berlabuh untuk menurunkan penumpang dari Merauke dan mengangkut penumpang tujuan Timika. Itulah kondisi kota Agats hari ini, Sabtu, [27/10].

Di sudut kota Agats, tepatnya di SMA YPPGI Agats, ratusan siswa/i SMP dan SMA berkumpul untuk mendengarkan sosialisasi dan diskusi tentang HIV-AIDS. Mayoritas siswa berasal dari SMA YPGGI Agats. Hadir pula utusan siswa/i dari SMP Persiapan Negeri 3 Mbait, SMP Negeri Mbait, SMP Yapis Agats, SMP YPPK Yohanes Pembaptis Agats, SMP Negeri 2 Agats. Para siswa membaur di dalam satu ruangan. Dalam suasana persaudaraan, para siswa mengikuti sosialisasi tentang HIV-AIDS.

Pada pukul 10.30 WIT, Jolen Jomilena, staf PSE Keuskupan Agats selaku pembawa acara mengucapkan terima kasih atas kehadiran siswa/i yang datang dari SMP-SMA di kota Agats. Ia mengajak para peserta untuk mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir supaya bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang HIV-AIDS.

Salah satu peserta dari SMA YPPGI Agats membawakan doa. Para peserta bersyukur kepada Tuhan Allah atas rahmat istimewa ini. Para siswa dan guru SMP dan SMA di kota Agats boleh berkumpul di SMA YPGGI Agats untuk berbicara tentang HIV-AIDS di Asmat dan upaya pencegahannya.

Kepala SMA YPPGI Agats dalam sambutannya mengatakan bahwa sosialisasi dan diskusi HIV-AIDS sangat penting supaya memberikan pengetahuan bagi siswa/i tentang penyakit HIV-AIDS, tetapi selama ini kegiatan tersebut jarang dilakukan di sekolah-sekolah. "Hari ini kita belajar tentang HIV-AIDS supaya kita bisa jaga diri dan kesehatan. Sebab, masa depan anak-anak tergantung pada kondisi kesehatan. Karena itu, anak-anak harus mengikuti kegiatan ini dengan baik," tegasnya. 

Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr sedang memberikan arahan pada pembukaan kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS bagi siswa/i SMP dan SMA di kota Agats yang bertempat di SMA YPPGI Agats, Sabtu, [27/10]. Dokumentasi Pribadi.
Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr sedang memberikan arahan pada pembukaan kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS bagi siswa/i SMP dan SMA di kota Agats yang bertempat di SMA YPPGI Agats, Sabtu, [27/10]. Dokumentasi Pribadi.
Sementara itu, Direktur SKP Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr dalam arahannya mengungkapkan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membangun diskusi tentang HIV dan AIDS. Ia menegaskan bahwa penyakit AIDS terjadi karena pergaulan bebas. "Ada pergaulan bebas di antara anak-anak muda, yang mau mencoba-coba sehingga terinfeksi HIV-AIDS. Anda orang beragama. Ada nilai moral dan etika harus digunakan untuk menuntun Anda untuk hidup sehat. Nilai-nilai moral dalam agama itulah yang harus dipegang supaya Anda selamat," tutur Pastor Linus, Pr.

Pastor Linus mengatakan bahwa pergaulan bebas di kalangan remaja terjadi karena orang meninggalkan ajaran agamanya. "Nilai-nilai moral agama sangat penting, tetapi orang tidak peduli. Orang pergi sembahyang tetapi mengabaikan nilai-nilai moral. Orang pentingkan diri sendiri. Dampaknya, orang akan terinfeksi HIV-AIDS," tuturnya.

Ia mengajak para siswa untuk tidak sibuk dengan HP dan media sosial. Sebab, saat ini, kalau HP hilang orang gelisah, tetapi kalau Kitab Suci hilang, orang merasa biasa saja. Orang pergi ke rumah ibadah dan kalau lupa membawa HP orang merasa gelisah, tetapi kalau lupa membawa Kitab Suci, orang merasa biasa saja. Itulah kondisi kita saat ini.

"Saya mengajak Anda sekalian. Kita semua yang hadir dalam kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV-AIDS ini untuk banyak berdoa dan baca Kitab Suci. Nilai-nilai moral harus kita laksanakan dalam hidup sehari-hari supaya kita sehat. Kalau kita mengabaikan nilai-nilai moral, kita akan menderita," tegasnya.

Dokter Daniel dari RSUD Agats memandu proses sosialisasi dan diskusi tentang HIV-AIDS. "Apa perbedaan HIV dan AIDS?" tanya dokter kepada para peserta. Salah satu siswa, Anto menjawab dengan benar bahwa HIV merupaka virus dan AIDS merupakan kumpulan penyakit. HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Artinya, virus yang melemahkan "tentara" di dalam tubuh manusia yaitu sel darah putih sehingga mudah sakit. 

Sedangkan AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Sindrome, kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh akibat HIV. Contohnya, demam, berat badan turun drastis. "Mengapa AIDS berbahaya?" Apabila orang yang sudah terinfeksi HIV dan AIDS, harus minum obat yang menghambat perkembangbiakan virus. AIDS membuat orang takut karena tidak ada obat untuk mematikan virus. Karena itu, harus ada upaya pencegahan supaya orang tidak terinfeksi HIV dan AIDS.

"Bagaimana AIDS menular?" Dokter Daniel menjelaskan bahwa HIV dan AIDS dapat menular melalui kontak seksual, jarum suntik, ibu kepada anak melalui menyusui. Ia menambahkan bahwa masa inkubasi HIV adalah selama 3-6 bulan. "Orang kalau sudah terinfeksi HIV, pada masa 3-6 bulan awal, kondisinya sehat dan baik-baik saja, tidak ada gejala apa pun. Infeksi terlihat setelah 6 bulan. Kalau orang langsung periksa HIV dan minum ARV maka tidak akan sampai ke stadium AIDS. Obat ARV melemahkan virus sehingga tidak sampai ke tahap AIDS.

"Bagaimana cara mencegah HIV dan AIDS?" Pencegahan HIV dan AIDS dilakukan dengan tidak melakukan seks bebas. Apabila sudah berkeluarga harus setia pada pasangan hidup. Tidak menggunakan narkoba. Ibu yang terinfeksi HIV tidak boleh menyusui bayinya.

Dokter Daniel juga mengajak para siswa untuk membangun sikap solider dengan para penderita HIV dan AIDS. "Kalau adik-adik menemukan ada teman-teman yang terinfeksi HIV dan AIDS tidak boleh menjauhkan diri dari mereka. Adik-adik harus tetap berteman dengan mereka dan memberikan motivasi hidup. Tetapi, adik-adik harus tetap waspada supaya tidak terular HIV dan AIDS," tuturnya.

Mengakhir kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMA YPPGI Agats, Koordinator LANDASAN Asmat, Pit Supardi mengajak para siswa untuk senantiasa menjaga diri supaya terhindar dari perilaku yang mengarah pada seks bebas. "HIV dan AIDS bukan penyakit kutukan, melainkan terkait perilaku hidup manusia. Tadi, Pastor sudah bicara tentang perilaku hidup. Kalau orang harus hidup sesuai ajaran agamanya, baca Kitab Suci dan berdoa, maka pasti tidak kena HIV dan AIDS. Dokter sudah bicara tentang HIV dan AIDS. Saya mengajak adik-adik untuk jaga diri. Jangan melakukan seks bebas. Kalau ada yang sudah pernah melakukan hubungan seks harus periksa darah di RSUD Agatas," tegas Pit.

Di Asmat, HIV dan AIDS sedang mengaum mencari mangsa. Setiap orang berpotensi terinfeksi virus mematikan ini. Karena itu, setiap sekolah, terutama SMP dan SMA perlu menggerakkan siswa/i untuk mengenali HIV dan AIDS serta berusaha menjaga diri supaya tidak terinfeksi. "Adik-adik harus berinisiatif membangun diskusi dengan para guru untuk pencegahan HIV dan AIDS di sekolah masing-masing. Kalian harus ajak para guru untuk bicara tentang HIV dan AIDS di sekolah," tambahnya.

Di akhir acara sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMA YPPGI Agats, perwakilan SMP Persiapan Negeri 3 Mbait, SMP Negeri Mbait dan SMP Yapis menyerahkan sumbangan aksi 1000 rupiah di sekolah masing-masing kepada Pastor Linus Dumatubun, Pr dan Jolen Jomilena. Dana yang terkumpul akan dikelola untuk kegiatan-kegiatan HIV dan AIDS di Asmat. Secara teknis pengelolaan dana tersebut ditangani langsung oleh PSE Keuskupan Agats.

Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr menerima dana aksi 1000 rupiah untuk pencegahan HIV dan AIDS di Asmat dari perwakilan SMP Persiapan Negeri 3 Agats, Sabtu, [27/10]. Dokumentasi Pribadi.
Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr menerima dana aksi 1000 rupiah untuk pencegahan HIV dan AIDS di Asmat dari perwakilan SMP Persiapan Negeri 3 Agats, Sabtu, [27/10]. Dokumentasi Pribadi.
Sekedar informasi bahwa sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMP dan SMA di kota Agats terlaksana berkat kerja sama antara Komisi PSE Keuskupan Agats, SKP Keuskupan Agats, LANDASAN Papua, SMP dan SMA serta para aktivis yang tergabung dalam Komunitas Peduli AIDS Asmat. Rangkaian kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMP dan SMA di Agats akan terus berlanjut setiap bulan secara bergilir.

 Kegiatan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS pada bulan November 2018 akan dilaksanakan di SMA YPPK Yan Smit Agats pada Sabtu, 9 November 2018. Kegiatan ini akan melibatkan seluruh siswa SMA YPPK Yan Smit dan perwakilan SMP dan SMA yang ada di kota Agats. [Petrus Pit Supardi;28-10-2018;10.21].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun